Raksasa Teknologi China Alibaba Kabarnya Bakal Berinvestasi Rp1,5 Triliun di Smartfren dari Sinar Mas Milik Konglomerat Eka Tjipta Widjaja
Foto: Dok. Smartfren

Bagikan:

JAKARTA - Raksasa teknologi Tiongkok, Alibaba dikabarkan bakal berinvestasi di perusahaan teknologi dari Sinar Mas milik mendiang konglomerat Eka Tjipta Widjaja, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

Dikutip dari Deal Street Asia, Rabu 27 Juli, Alibaba dikabarkan akan mengucurkan dana lebih dari 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,5 triliun untuk memuluskan rencana tersebut. Dengan potensi investasi, Alibaba terlihat akan memperdalam eksposurnya di pasar Indonesia dengan memanfaatkan salah satu konglomerat terbesar dan ekosistemnya yang luas yang mencakup komunikasi dan teknologi, kertas, agribisnis, layanan keuangan, dan infrastruktur.

Alibaba berencana untuk bermitra dengan Smartfren, untuk menghadapi pengawasan ketat peraturan di pasar asalnya, kata seorang pakar industri.

Alibaba telah hadir di Indonesia melalui PT Akulaku Silvrr Indonesia, bagian dari e-commerce dan keuangan digital Akulaku Group. Akulaku mengendalikan 25,66 persen dari PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB).

Investasi yang diusulkan Alibaba di ekosistem Sinar Mas mengikuti masuknya terakhir baru-baru ini sebagai pemegang saham ke pemain fintech DANA, sebuah JV antara konglomerat Indonesia Emtek dan Ant Financial Alibaba.

Meskipun investasi yang diusulkan oleh Alibaba mungkin baru, Smartfren sebelumnya telah menandatangani kesepakatan dengan unit yang terkait dengan ekosistem perusahaan teknologi China tersebut. Pada Desember tahun lalu, Smartfren mengumumkan kerja sama antara anak perusahaannya, PT SF Digital Commerce dan Fonixtree Digital Singapore Ltd (FDSL).

FDSL berafiliasi dengan Whale Cloud Technology Co Ltd, bagian dari ekosistem Alibaba dan mitra penting layanan perangkat lunak Alibaba Cloud, kata Direktur Smartfren Antony Susilo dalam laporan tertulis di BEI saat itu.

Smartfren meraih keuntungan dalam tiga bulan pertama tahun 2022 ditopang oleh pendapatan yang lebih tinggi. Operator telekomunikasi tersebut mencatatkan laba sebesar Rp24,98 miliar (1,7 juta dolar AS) pada periode Januari-Maret, dibandingkan dengan kerugian Rp396,83 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.