Bagikan:

JAKARTA - Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia atau Satgas BLBI diketahui masih terus rajin memburu harta para obligor dan debitur BLBI yang tercatat memiliki utang kepada negara.

Terbaru, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD melaporkan bahwa terjadi peningkatan aset sitaan menjadi total Rp15,11 triliun. Jumlah tersebut melonjak cukup tinggi dari bukuan hingga 31 Desember 2021 lalu yang senilai Rp9,82 triliun.

Dalam keterangan Mahfud, sumbangsih yang lumayan signifikan didapat dari Grup Texmaco dengan besaran Rp1,9 triliun. Angka tersebut merupakan sitaan di tahap kedua untuk Texmaco setelah sebelumnya pada penyitaan tahap pertama di akhir tahun lalu berhasil dirampas 4,7 juta meter persegi tanah.

“Kalau dirata-ratakan dalam tujuh bulan Satgas BLBI bekerja, maka setiap bulan ada sekitar Rp2 triliun aset yang disita negara dari obligor maupun debitur,” katanya saat konferensi pers hari ini, Kamis, 20 Januari.

Meski menunjukan perkembangan yang baik, namun kerja Satgas terbilang cukup berat. Pasalnya, ada sekitar Rp110 triliun piutang negara yang mesti ditagih dari para pengemplang bailout bank sentral tersebut. Terlebih, umur dari Satgas BLBI direncanakan hanya sampai dengan akhir 2023.

“Pokoknya semua nanti akan dipertanggungjawabkan di akhir 2023,” tutup Menko Polhukam Mahfud MD.