JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) masih belum berhenti "berburu" perusahaan rintisan (startup). Portofolio perusahaan milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno ini, telah melebar ke startup energi terbarukan.
Saratoga sebelumnya telah memiliki portofolio di bidang insurtech, fintech dan solusi e-commerce. Adapun aksi korporasi ke startup energi terbarukan, baru saja dilakukan oleh SRTG kepada PT Xurya Daya Indonesia (Xurya).
Dalam aksi korporasi ini Xurya mendapatkan pendanaan serie A senilai 21,5 juta dolar AS atau setara Rp308 miliar pada 2022. Pendanaan ini dipimpin oleh Saratoga bersama dengan perusahaan modal ventura East Ventures.
Suntikan pendanaan tersebut juga disalurkan oleh investor lama Xurya Daya yakni Schneider Electric dan New Energy Nexus Indonesia. Dalam keterangan resminya, dikutip Kamis 13 Januari, Managing Director Xurya Daya Indonesia Eka Himawan mengatakan bahwa perusahaan akan mengalokasikan pendanaan ini untuk melanjutkan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di dalam negeri.
Dia menyebut bahwa pertumbuhan permintaan pemasangan PLTS atap meningkat hingga tiga kali lipat sepanjang 2021. Adapun pendanaan ini akan membantu perusahaan dalam mencapai visi jangka panjang menjadi pemimpin dalam penyediaan teknologi dan solusi untuk energi bersih dan berkelanjutan.
"Kami mengapresiasi dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh para investor, partner dan customer untuk membantu kami dalam mempercepat transisi energi baru terbarukan di Indonesia sejak Xurya berdiri 3 tahun yang lalu," ujarnya.
Selain itu, pendanaan seri A tersebut juga akan dialokasikan untuk pengembangan teknologi dan sumber daya manusia demi mempercepat akselerasi transisi energi bersih.
Presiden Direktur Saratoga Investama Sedaya Michael Soeryadjaya mengatakan langkah ini merupakan langkah perseroan untuk memperkuat dukungan di sektor teknologi energi baru dan terbarukan (EBT) yang kini menjadi salah satu sumber energi prioritas. Dia meyakini bahwa PLTS atap akan memberikan solusi bagi tersedianya energi bersih, ramah lingkungan dan keberlanjutan.
"Pertumbuhan kapasitas terpasang PLTS Atap yang sangat pesat dalam tiga tahun terakhir membuktikan bahwa kebutuhan terhadap industri teknologi EBT ini semakin tinggi di Indonesia," terangnya.
Hingga akhir tahun 2021, Xurya telah mengoperasikan 57 PLTS Atap. Saat ini perusahaan rintisan bergerak pada jasa sewa PLTS tersebut, sedang membangun proyek serupa di 38 lokasi lainnya dari berbagai industri dan bisnis. Beberapa pelanggan mereka berasal dari perusahaan manufaktur, cold storage, hotel, hingga pusat perbelanjaan yang tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara serta Sulawesi Selatan.
Koleksi startup Saratoga bertambah
Masuknya Saratoga ke Xurya membuat koleksi startup perseroan bertambah. Sebelumnya, pada 2021, SRTG tercatat telah menambah protofolionya di startup melalui Sirclo dan Fuse.
BACA JUGA:
Saratoga ikut serta dalam proses putaran pendanaan kedua startup itu pada September lalu. Sirclo merupakan startup di bidang solusi e-commerce. Pada September 2021, Sirclo mendapatkan pendanaan senilai 36 juta dolar AS atau sekitar Rp515 miliar.
Putaran pendanaan tersebut dipimpin oleh SRTG bersama dengan East Ventures. Selain kedua perusahaan itu, Traveloka, Sinar Mas Land dan investor lainnya turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan itu.
Dengan pendanaan tersetbut, Sirclo berencana untuk mengembangkan infrastruktur teknologi serta memperluas layanan yang ditawarkan kepada para pemilik bisnis. Sejauh ini Sirclo telah mengembangkan platform Software-as-a-Service (SaaS) bernama SIRCLO Store, untuk membantu perusahaan di Indonesia berjualan online melalui berbagai berbagai kanal sekaligus, seperti website, marketplace, dan penjualan berbasis percakapan.
Adapun di September 2021 pula, Saratoga ikut serta dalam putaran pendanaan seri B yang diterima oleh Fuse. Sekadar catatan Fuse adalah perusahaan rintisan yang bergerak di sektor asuransi (insurtech). Namun demikian, tidak disebutkan berapa nilai dari dana tambahan dalam putaran tersebut.
Sebelumnya, pada Agustus 2021, juga Fuse telah meraih pendanaan yang dipimpin oleh GGV Capital dengan partisipasi dari investor terdahulu, termasuk East Ventures (Growth Fund), SMDV, Golden Gate Ventures, Heyokha Brothers, Emtek, dan lainnya.
Fuse didirikan pada 2017 dan dioperasikan oleh Andy Yeung dan Ivan Sunandar. Mereka telah memiliki lebih dari 60.000 mitra agen/broker dan telah bekerja sama dengan lebih dari 30 perusahaan asuransi di lapangan dengan lebih dari 300 produk asuransi di dalam platform.
Dengan demikian, masuknya Xurya, Fuse dan Sirclo ke dalam portofolio Saratoga, membuat koleksi startup perseroan makin lengkap. Sebab SRTG telah lebih dulu menyuntikan dana di PT Julo Teknologi Finansial (Julo), yang merupakan fintech peer-to-peer (P2P) lending.
Perusahaan yang telah memiliki ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini mengimplementasikan teknologi big data dan machine learning dalam proses pemberian kredit.