Erick Thohir Ungkap Hal Mengejutkan: 10 Tahun Lagi Indonesia Bisa Kalah dari Rwanda, Solusinya Jangan Pakai <i>Roadmap</i> China atau Amerika
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta kepada seluruh direksi BUMN pangan untuk terbuka dengan inovasi dan teknologi digital. Sebab, jika tidak, maka 10 tahun lagi Indonesia bisa kalah tertinggal dengan negara di Afrika bagian Timur, Rwanda.

"Ini yang tidak kalah pentingnya juga, tolong terbuka dengan inovasi dan teknologi. Kalau tidak dilakukan itu, jangan kaget 10 tahun lagi Indonesia kalah sama Rwanda," katanya dalam acara peresmian Holding BUMN Pangan, di Jakarta, Rabu, 12 Januari.

Karena itu, Erick mewanti-wanti bahwa 10 tahun bukan waktu yang lama untuk melakukan transformasi. Erick meminta agar BUMN Pangan dapat mempercepat inovasi dan pengembangan teknologi di bidang pangan.

"Mereka melakukan perubahan besar-besaran di Rwanda untuk agrikultur, waktu 10 tahun tidak lama dengan inovasi teknologi dengan inovasi juga RNI ini bisa. Karena itu saya mengetuk hati Bapak Ibu yang hadir dengan segala kerendahan hati, jangan lihat perbedaanya cari persamaan supaya ekosistem kita menang, bukan ekosistem kita kalahan," jelasnya.

Erick menekankan bahwa sejak awal pihaknya menekankan Indonesia harus punya ekosistem dan roadmap sendiri. Sehingga, market atau pasar besar Indonesia, tidak digunakan untuk pertumbuhan negara lain.

"Bukan roadmap China, bukan roadmap Amerika. Negara kita berbeda dengan negara lain, kalau kita tidak memperbaiki ekosistem kita, roadmap kita, market kita tentu akan jadi kalahan dengan ekosistem negara lain yang melihat Indonesia hanya sebagai market dan sumber daya alam yang baik," ucapnya.

Lebih lanjut, Erick tidak mau kejadian puluhan tahun terulang kembali, bagaimana VOC berjaya di Indonesia yang akhirnya negara Belanda kaya, dan Indonesia tetap miskin selama 350 tahun.

"Coba kita renungkan sama-sama, apakah sekarang kita masih mau ego sektoral yang tidak memberikan solusi kepada negara dan rakyat kita? atau pilihannya hanya satu kita membuka hati kita kita bergotong-royong membangun yang namanya ekosistem Indonesia," ujarnya.