JAKARTA - Pebasket sombong alias Denny Sumargo terus mencari lawan untuk dapat membuktikan dirinya sebagai pebasket terhebat di jagat raya. Kali ini, Denny menantang mantan atlet basket nasional Bona Siregar yang kini berkarier di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di lapangan basket Gedung Menara BNI Pejompongan untuk bertanding satu lawan satu.
Salah satu alasannya adalah dendam Denny kepada Bona yang pernah menyikutnya di dalam pertandingan besar basket nasional.
"Bona ini dulu junior gua. Jadi, kita ini enggak pernah one-on-one sebenarnya. Tapi, pernah ketemu di liga dan dia main kasar, muka gua disikut. Dan, hari ini gua mau balas dendam," cerita Denny dengan penuh canda, belum lama ini, dikutip dari Antara, Senin 10 Januari.
Sesaat sebelum memulai pertandingan, Denny yang juga merupakan legenda basket nasional ini mengingatkan akan aturan main yang diberlakukan.
"Lu tahu rules-nya kan ya? 2 points, 3 points, dari tengah 5 points," kata pebasket sombong.
Ketika pertandingan dimulai, Denny dan Bona sempat saling mencoba keberuntungannya dengan melakukan three points shot meski masih belum berhasil.
Beberapa upaya lay up juga belum berhasil sampai akhirnya Denny mencetak 2 poin pertamanya. Tidak lama kemudian, Bona berhasil menyusul jauh.
Tidak mau kalah, Denny terus melancarkan tembakan-tembakannya untuk menyusul ketertinggalannya. Bona yang pernah mentas di liga nasional semakin di atas angin dengan tembakan 5 points melalui shoot dari tengah lapangan.
Keadaan mulai berbalik dengan cetakan-cetakan poin Denny yang pelan tapi pasti, hingga dirinya berhasil mencetak 5 points dengan teknik bowling shot.
Tidak puas begitu saja, Denny memberikan kesempatan bagi Bona untuk melakukan 5 points. Namun sayangnya masih gagal. Denny pun menang dengan hasil akhir 24-18.
"It’s over. BNI Singapura, kita ke sana," kata Denny dengan sangat puas.
Global Talent
Bona, yang bernama lengkap Bonanza Siregar, dulu cukup lama tergabung dalam tim Satria Muda, hingga kini memutuskan untuk mengejar karir di BNI.
Bagi Bona, BNI merupakan tempat yang tepat karena setiap pegawainya disiapkan untuk menjadi talenta yang siap bersaing di kancah dunia atau biasa disebut Global Talent.
Kondisi tersebut didukung dengan keberadaan Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) BNI yang ada di Singapura, Hong Kong, Tokyo, Seoul, London, dan New York, serta sub branch di Osaka.
Setelah lulus dari pendidikan S2 di usia 28 tahun, Bona yang pada masa jayanya dijuluki "The Tower" memutuskan untuk pensiun dari dunia basket dan bergabung dengan BNI.
BACA JUGA:
"BNI ini adalah wadah bagi para mantan pemain seperti gua, bisa berkarir dan bekerja didukung dengan fasilitas yang memadai bagi para pegawainya untuk berolahraga," ujarnya.
Denny pun sepakat dengan Bona, mengingat BNI menyediakan tempat gym, lapangan futsal, lapangan basket, fasilitas kantor yang sangat menyenangkan, serta orang-orang yang sangat kooperatif dan mendukung dalam bekerja.
"Jadi BNI ini punya visi misi untuk lebih dekat dengan milenial, termasuk merekrut milenial seperti lu yang punya prestasi dari olahraga dan atlet lain dari cabang olahraga lain," kata Densu, panggilan lain dari Denny Sumargo.
Denny juga mengakui banyak pegawai BNI yang dulunya atlet-atlet dari olahraga lain seperti bola voli dan bulutangkis. Dukungan BNI juga terlihat kepada tim bulutangkis Indonesia yang baru saja menjuarai kejuaraan beregu Thomas Cup di Denmark.
"Oh iya, soalnya bulutangkis itu memang olahraga budaya kita. Kita udah tahu kan ya bulutangkis prestasinya udah di mana-mana. Beda sama basket yang baru terkenal cuman gua," canda Denny.