Kabar Baik atau Buruk? Harga Minyak Goreng Baru Akan Turun di Februari 2022
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Harga minyak goreng terus mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, harganya meroket dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp11 ribu per liter, kini tembus di atas Rp20 ribu per liter. CORE Indonesia memprediksi harga minyak goreng baru akan turun di Februari tahun depan.

Peneliti CORE Indonesia Dwi Andreas memprediksi bahwa harga komoditas minyak goreng masih akan terus merangkak naik hingga Januari 2022. Namun, penurunan harga akan terjadi pada Februari 2022.

"Tidak perlu dicemaskan karena Februari dan Maret harganya akan terkoreksi," tuturnya dalam acara 'Refleksi Ekonomi Akhir Tahun CORE', Rabu, 29 Desember.

Lebih lanjut, Andreas menjelaskan bahwa mahalnya harga minyak goreng saat ini karena kurangnya pasokan karena adanya peningkatan permintaan kelapa sawit yang besar dari luar negeri. Hal ini menyebabkan pelaku usaha memanfaatkan kenaikan harga komoditas untuk meraup keuntungan.

Andreas mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir karena di tahun depan harganya kembali turun. Mengingat produksi kedelai di Brasil akan mengalami panen raya, sehingga kebutuhan kelapa sawit akan menurun.

Tak hanya minyak goreng, kata Andreas, kenaikan harga cabai yang terjadi saat ini akan mencapai puncaknya di bulan Januari. Sehingga, di bulan Februari 2022, harga cabai akan mulai turun.

"Mulai akhir Januari petani akan mulai panen, jadi pada bulan Februari harga mulai turun," tuturnya.

Andreas menjelaskan kenaikan harga cabai disebabkan oleh fenomena alam La Nina yang membuat para petani banyak yang gagal panen. Sementara permintaan di akhir tahun selalu tinggi sehingga hukum ekonomi berlaku.

Kemudian, Andreas mengatakan hal yang sama juga terjadi pada komoditas telur ras. Kata dia, kenaikan harga telur saat ini menjadi wajar karena sampai bulan November lalu produksi telur sangat berlimpah dan harga menjadi anjlok.

Meski begitu, kata Andreas, kenaikan harga telur juga akan mereda memasuki bulan Februari. Harga tersebut akan mengalami penurunan sampai puncaknya bulan April kemudian akan naik lagi setelahnya.

"Memang karena siklusnya yang begitu," ucapnya.