JAKARTA - JNE pusat angkat bicara mengenai lowongan kerja kurir di Kalimantan Tengah harus beragama Islam yang viral di media sosial Twitter. Head of Media Relation Dept JNE, Hendrianida Primanti mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi internal mengenai hal tersebut.
"Kami masih koordinasi di internal terkait hal ini. Kami akan keluarkan statement resmi sore ini," ujarnya kepada VOI, Selasa, 7 Desember.
Seperti diketahui, tagar boikot JNE kembali ramai di Twitter. Tagar inu merupakan imbas dari beredarnya pamflet lowongan pekerjaan yang dibuka oleh JNE, di mana di dalamnya ada satu persyaratan yang menjadi perhatian warganet yakni mewajibkan pelamar beragama Islam. Lowongan tersebut dianggap diskriminatif.
Diketahui, JNE Express membuka lowongan kerja untuk kurir motor di wilayah Tamiang Layang, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Namun, pembuat pamflet lowongan kerja tersebut bernama CV Bangun Benua Lestari.
Seorang warganet yang bernama Leonard Han yang mengunggah pamflet tersebut mengatakan bahwa JNE masih belum bertobat. Ia pun menantang JNE untuk konsisten memasang pengumuman menolak pengiriman barang dari pelanggan non muslim.
"JNE masih belum bertobat ya. Ini yang di daerah Tamiang, Kalteng. Kira-kira enggak kalian konsisten dengan menyertakan pengumuman tidak menerima pengiriman barang non muslim???," tulisnya, dikutip Selasa, 7 Desember.
BACA JUGA:
Menurut Leonardo, JNE jangan hanya berani untuk menolak calon pegawai non muslim namun juga harus berani menolak bisnis yang berhubungan dengan non muslim.
"Jangan cuma berani menolak calon pegawai non muslim, tapi juga harus berani menolak bisnis yang berhubungan dengan non muslim," sambungnya.
Sementara itu, salah satu warganet dengan akun bernama @nuvitariani menilai bahwa lowongan kerja tersebut sangat diskriminatif. Apalagi mengingat warga di daerah tersebut mayoritas beragama nom muslim.
"Diskriminasi tingkat dewa. WAJIB BERAGAMA ISLAM woy, kalo mau kerja di JNE Tamiang Layang. Harusnya gausah sampe ditulis gitu kali, apalagi masyarakat Barito Timur mayoritas non Islam. Saling menghargai," tulisnya.