<i>Moncer</i>-nya Kinerja JNE meski Ramai Hujatan Kadrun dan #BoikotJNE di Media Sosial
Ilustrasi. (Foto: Dok. JNE)

Bagikan:

JAKARTA - Tanda pagar (tagar) boikot PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) sempat menjadi trending topic di Twitter akhir pekan kemarin. Warganet ramai-ramai menyerukan gerakan untuk berhenti menggunakan jasa JNE. Seruan tersebut bermula dari unggahan video ucapan ulang tahun yang ke-30 untuk JNE dari Sekjen HRS Center, Ustaz Haikal Hassan Baras.

Ahasil unggahan tersebut memancing netizen mengaitkan JNE dengan istilah kadrun dan menuding JNE mendukung Ustadz Haikal Hasan. Sayangnya, unggahan tersebut hilang setelah ramai di-retweet oleh pengguna Twitter.

Direktur Utama JNE Mohammad Feriadi angkat suara mengenai tudingan warganet tersebut. JNE menegaskan bahwa perusahaan ini murni hanya berbisnis di bidang jasa pengiriman barang.

"Kami menegaskan JNE adalah organisasi yang netral, tidak berafiliasi kepada organiasi atau kelompok atau individu apapun. JNE juga tidak ingin masuk ke isu yang berbau sara. Dan kami (JNE), hanya ingin berbisnis," katanya, dalam konferensi pers, di Jetski Kafe, Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara, Rabu, 16 Desember.

Feriadi juga menegaskan, pihaknya hanya ingin membantu usaha kecil dan menengah (UKM) dan masyarakat untuk pendistribuan barang. Termasuk membantu yatim piatu, tuna netra, para janda, fakir miskin dan kaum duafa.

"Kami (JNE) dalam berbisnis perlu dicatat, hanya ingin keberkahan," ucapnya.

Haikal Hassan Tidak Memiliki Saham JNE

VP of Marketing PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Eri Palgunadi memastikan Haikal Hassan bukan salah satu pemegang saham di JNE. Bahkan, Haikal juga tidak pernah ada hubungan apapun dengan JNE.

"Jadi tidak pernah ada kaitan Haikal Hassan di dalam saham perusahaan," katanya.

Eri menceritkan JNE didirikan oleh almarhum Suprapto Suparno dan saat ini dipimpin oleh Muhammad Feriadi sebagai Direktur Utama, serta Chandra Fireta dan Edi Santoso sebagai direktur.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama JNE Mohammad Feriadi mengatakan, saat ini saham JNE dikantongi enam orang. Di mana salah satu pemegang saham, mewakili keluarga besar Suprapto Suparno.

"Saham juga dipegang oleh Johari Zein saat ini menjabat komisaris perseroan dan Chandra Fireta, direktur perusahaan. Kemudian ada tiga pemegang saham lainnya yakni Marselinus Kuncoro Adi, Hui Mariawati dan Mirta Akbari," ucapnya.

Sementara itu, kuasa hukum JNE Hotman Paris menegaskan bahwa Haikal Hassan tidak memiliki saham dan tidak aktif sebagai pengurus di perusahaan tersebut.

Pengacara JNE, Hotman Paris Hutapea. (Mery Handayani/VOI)

"Jadi kesimpulannya, Haikal Hassan tidak ada saham satu lembar pun, tidak aktif sebagai pengurus, bahkan tidak aktif dalam kegiatan bisnis apapun dari JNE," katanya.

Ada Motivasi Tertentu untuk Jatuhkan JNE

Kuasa Hukum JNE, Hotman Paris mengakat bicara mengenai komentar bernada negatif yang dilayangkan kepada perusahaan kliennya. Hotman menduga, terdapat motivasi tertentu untuk menjatuhkan JNE. Hal ini karena masifnya serangan terhadap JNE terkait video ucapan ulang tahun dari Ustaz Haikal Hassan tersebut.

"Soalnya di mana-mana terlalu banyak itu gosip itu di grup-grup. Dan pasti kalau tidak ada motivasi tidak mungkin seagresif itu dia kan (menyerangnya)," tuturnya.

Hal ini diamini oleh, Direktur Utama JNE Mohammad Feriadi. Ia mengatakan, isu yang berkembang tekait dengan perusahaannya terafiliasi dengan salah satu ormas merupkan isu yang sengaja dimanfaatkan oleh pihak tertentu.

"Kami melihat bahwa isu ini memang memanfaatkan momen di mana suhu politik sedang memanas. Tapi perlu juga saya sampaikan di sini, di bulan Desember ini ada satu tanggal di mana pada tanggal tersebut yaitu 12.12 perusahaan logistik pasti akan menunggu tanggal tersebut," tutur Feriadi.

Lebih lanjut, Feriadi mengatakan, pada tanggal tersebut adalah hari belanja online nasional (Harbolnas), di mana banyak bisnis online menawarkan banyak promo untuk konsumen.

"Kami menduga. Sekali lagi kami menduga bahwa ini semua dikaitkan adanya persaingan usaha," tuturnya.

Direktur Utama JNE, Mohammad Feriadi. (Foto: Dok. JNE)

Namun sayang, saat ditanya oleh Hotman apakah JNE sudah mengetahui siapa pesaing binis yang sengaja mengangkat isu tersebut, Feriadi mengaku belum mengetahui secara pasti.

"Belum (tahu). Tapi ada indikasi (persaingan bisnis) itu. Kami melihat kelihatannya ada ke arah sana," jelasnya.

Traffic Pengiriman Barang JNE Justru Tumbuh 15 Persen

Meski mendapat komentar bernada negatif, bahkan sampai dituding berafiliasi dengan salah satu organisasi masyarakat (ormas) tertentu, ternyata hal ini tidak berdampak terhadap bisnis JNE.

Direktur Utama Mohammad Feriadi mengatakan, sentimen negatif yang timbul dari unggahan video tersebut tidak berdampak pada penurunan traffic pengiriman barang perusahaan. Bahkan, perusahaan mencatatakan pertumbuhan hingga 15 persen.

"Tidak ada sama sekali penurunan binis di bulan Desember. Pertumbuhan itu 10 hingga 15 persen untuk bulan ini," katanya.

Senada, VP of Marketing PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Eri Palgunadi mengatakan, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019, pada tahun ini JNE masih tumbuh 25 persen.

"Kalau dibanding tahun lalu kami masih tumbuh 25 persen malah. Masih tinggi. Kami hampir 5 tahun berturut-turut tumbuh di atas 25 persen. Tetapi kalau ditanya bulan ini kami masih tumbuh 15 persen," jelasnya.

Konferensi pers JNE bersama dengan pengacaranya Hotman Paris Hutapea di Jet Ski Cafe, Pluit, Jakarta Utara. (Mery Handayani/VOI)

Eri membantah, bahwa perusahaannya kolaps akibat adanya serangan negatif terkait dengan unggahan video ucapan selamat ulang tahun ke-30 untuk JNE dari Haikal Hassan.

"Jadi kalau dibilang kolaps dan bangkrut tidak sama sekali. Bahkan kami tetap tumbuh. Sekarang ini kan mau akhir tahun. Kami juga tidak melakukan PHK karyawan satu pun," ucapnya.