JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut transisi energi fosil menjadi energi hijau tidak dapat ditunda lagi. Untuk itu, harus dipersiapkan dengan matang.
"Memang kita tahu bahwa transisi energi ini memang tidak bisa ditunda-tunda. Oleh sebab itu perencanaannya, grand design-nya, itu harus mulai disiapkan. Tahun depan kita akan apa, tahun depannya lagi akan apa? Lima tahun yang akan datang akan apa?,” kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor pada Selasa, 16 November seperti dikutip dari kanal Sekretariat Kepresidenan yang diunggah pada Sabtu. 20 November.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat memberikan arahan kepada Dewan Komisaris dan Direksi PT Pertamina dan PT PLN.
Menurut Presiden, peralihan menuju energi yang lebih ramah lingkungan adalah salah satu upaya pemerintah dalam mengendalikan perubahan iklim.
Presiden Jokowi mendorong PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya guna memperkuat fondasi menuju transisi energi.
"Ini yang harus mulai disiapkan, mana yang bisa digeser ke hidro, mana yang bisa digeser ke geotermal, kemudian mana yang bisa digeser ke surya, mana yang bisa digeser ke bayu,” lanjut Presiden dilansir Antara.
Kepala Negara menuturkan suplai energi di Indonesia terbesar saat ini masih dari batu bara sebesar 67 persen, kemudian bahan bakar fosil 15 persen, dan gas 8 persen.
"Apabila Indonesia dapat mengalihkan energi tersebut, maka akan berdampak pada keuntungan neraca pembayaran yang dapat memengaruhi mata uang Indonesia," tambah Presiden Jokowi.
BACA JUGA:
Selain itu, lanjut dia, produksi listrik PLN pun dapat terserap untuk mobil listrik.
"Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN oversupply, artinya, suplai dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina menjadi turun,” ungkap Presiden Jokowi.
Terkait investasi, Presiden Jokowi mendorong jajarannya untuk tidak mempersulit masuknya investasi kepada Pertamina dan PLN. Presiden menilai jumlah investasi yang ingin diberikan kepada Pertamina dan PLN sangat banyak.
"Keputusan investasi boleh oleh perusahaan, tetapi pemerintah juga memiliki strategi besar untuk membawa negara ini ke sebuah tujuan yang kita cita-citakan bersama,” tambah Presiden.
Presiden Jokowi mengatakan dunia cepat mengalami perubahan sehingga rencana besar yang tengah dilakukan dapat berubah menyesuaikan keadaan. Oleh karena itu, Presiden berharap agar kesempatan investasi dari luar harus terbuka seluas mungkin.
"Sekali lagi kesempatan untuk investasi di Pertamina, kesempatan untuk investasi di PLN, itu terbuka sangat lebar kalau saudara-saudara terbuka, membuka pintunya juga lebar-lebar,” tegas Presiden Jokowi.
Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.