Bangun Ekosistem Motor Listrik, Gojek dan Perusahaan Luhut Rogoh Kocek Rp17 Triliun hingga 5 Tahun ke Depan
Gojek Indonesia menggandeng PT TBS Energi Utama Tbk membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) ekosistem kendaraan bermotor listrik dengan nama Electrum. (Foto: Instagram @pandusjahrir)

Bagikan:

JAKARTA - Gojek Indonesia menggandeng perusahaan milik Luhut Binsar Pandjaitan, PT TBS Energi Utama Tbk membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV) ekosistem kendaraan bermotor listrik dengan nama Electrum. Adapun, keduanya berkomitmen untuk menanamkan modal pada perusahaan patungan ini sebesar Rp17 triliun.

Wakil Direktur Utama TBS Pandu Sjahrir mengatakan bahwa melalui perusahaan patungan tersebut, Gojek dan TBS akan mengembangkan usaha dalam bidang manufaktur kendaraan listrik roda dua, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, hingga pembiayaan untuk memiliki kendaraan listrik.

"Jadi buat kita ini barengan ya kita melihat 5 tahun ke depan kami harus berinvestasi kurang lebih Rp16 triliun sampai Rp17 triliun untuk membuat impact karena ini harus hulu ke hilir. Jadi kami bukan bisnis impor dari luar, jual motor. Bukan, kita bangun di sini, baterainya, charging battery kami bangun di sini," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 18 November.

Tak hanya itu, kata Pandu, pihaknya juga tak menutup kemungkinan mengenai opsi pinjaman. Sehingga, kendaraan bermotor listrik dapat diakses oleh semua kalangan.

"Dan tentunya kalau perlu pinjaman kami juga bisa kasih pinjaman, biar semua orang bisa mempunyai ini. Jadi saya tahu motor itu merupakan hal yang sangat fundamental buat rakyat kita. Jadi kita juga ingin masa depan kita, adik-adik kita yang nanti mungkin sekarang yang masih berumur 10 tahun, kan biasanya hadiah pertama apa? Motor, ya kami maunya motor listrik," ucapnya.

Pandu berharap inisiasi yang dilakukan Gojek dan TBS dalam membangun ekosistem kendaraan motor listrik di Tanah Air dapat memberi semangat buat para pebisnis muda lainnya.

"Sehingga tertarik juga untuk membangun, karena market-nya sangat besar," tuturnya.

Sementara itu, CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan terbentuknya perusahaan tech joint venture nasional pertama di sektor kendaraan listrik Indonesia merupakan langkah bersejarah. Sebab, hal ini membawa semangat gotong royong.

"Pembentukan perusahaan patungan ini merefleksikan keseriusan dan langkah nyata kami dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Kami berharap upaya ini dapat mewujudkan lingkungan yang lebih baik dan berkontribusi kepada penanggulangan perubahan iklim di Indonesia. Kendaraan listrik merupakan masa depan bagi sektor transportasi dan kami memastikan hal tersebut dapat terwujud lebih cepat melalui kolaborasi ini," ujar Kevin.

Bagi Gojek, kata Kevin, kolaborasi strategis ini bagian dari upaya mewujudkan komitmen Sustainability Grup GoTo zero emissions atau nol emisi karbon.

"Gojek menargetkan menjadi platform karbon-netral dan mentransisi menjadi 100 persen kendaraan listrik di tahun 2030," katanya.

Sebelumnya, Gojek telah mengumumkan uji coba komersial pemanfaatan motor listrik yang menerapkan skema baterai swap. Pada tahap ini, Gojek akan menggunakan 500 unit motor listrik di Jakarta Selatan, lalu selanjutnya akan meningkatkan skala uji coba dengan target awal pemanfaatan sampai dengan 5.000 unit motor listrik dan jarak tempuh penggunaan motor listrik sebanyak 1 juta kilometer di dalam platform Gojek.

Data hasil uji coba ini juga akan dimanfaatkan untuk mencari kombinasi teknologi yang tepat untuk kendaraan listrik yang dapat memenuhi kebutuhan mitra driver dan pengguna Gojek, serta pasar Indonesia secara luas.

Dalam uji coba komersial tersebut, para pengguna setia Gojek akan dapat memilih motor listrik pada saat menggunakan layanan GoRide dengan area pick up dan drop off di Jakarta Selatan. Sementara, mitra driver yang menggunakan kendaraan listrik akan terus dapat menjadi bagian dari layanan Gojek lainnya seperti GoFood, GoSend Instant, GoShop dan GoMart.