Komunisme Adalah: Konsep, Ciri hingga Kontroversi serta Perkembangannya di Indonesia
Ilustrasai foto (Moises Gonazes/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Komunisme adalah sebuah ideologi dalam ilmu politik dan ekonomi yang muncul dan berkembang sekitar 1840-an. Ditarik ke dalam konsep negara, komunisme adalah gagasan negara tanpa kelas. Artikel ini akan membahas soal komunisme: konsep, contoh, hingga segala kontroversi yang meliputi ideologi ini. Bagaimana komunisme di Indonesia?

Edi Rujikartawi, dalam jurnal Komunis: Sejarah Gerakan Sosial dan Idiologi Kekuasaan menjelaskan kata 'komunisme' muncul di Prancis sekitar 1830-an, berbarengan dengan munculnya kata 'sosialisme'. Awalnya komunisme dan sosialisme memiliki arti sama. Tapi kemudian kata 'komunisme' berkembang merujuk aliran sosialis yang lebih radikal.

Aliran sosialis itu menuntut penghapusan total hak milik pribadi dan kesamaan konsumsi. Aliran ini juga menekankan pada perjuangan mandiri kaum miskin ketimbang mengharapkan kebaikan dari sisi pemerintah. Dalam bahasa Inggris, komunisme disebut 'communism'. Mengutip Encycplopedia Brittannica, 'communism' dijelaskan sebagai doktrin politik dan ekonomi.

Doktrin itu bertujuan menggantikan kepemilikan pribadi menjadi kepemilikan publik dalam sistem kontrol komunal, yang setidaknya mencakup alat produksi utama dan penggunaan sumber daya alam. Ciri komunisme dipaparkan dalam buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi) karangan Zulfikar Putra dan H. Farid Wajdi.

Apa ciri-ciri komunisme?

Ciri pertama, komunisme mengajarkan teori perjuangan kelas. Dalam hal ini penganut komunisme memiliki soliditas tinggi dalam memerjuangkan nasib kelas atau kelompoknya.

Misalnya para proletariat yang melawan penggusuran, pelanggaran hak pekerja, dan sebagainya. Ciri lain komunisme, penganutnya biasanya adalah ateis.

Para penganut paham komunis tak mengenal konsep iman kepada Tuhan dan menganggap Tuhan tidak ada. Ciri yang juga dikenal dalam paham komunisme adalah konsep kepemilikan barang seara komunal atau umum.

Salah satu perjuangan mereka adalah meniadakan kepemilikan atau kuasa atas nama pribadi atau kelompok tertentu. Ciri terakhir komunisme adalah bagaimana mereka melihat kepentingan kelompok --baik dalam bentuk golongan atau masyarakat sebuah negara secara keseluruhan-- sebagai nilai utama yang harus dijaga.

Tokoh komunis dan pemikiran mereka

Karl Marx (Sumber: Wikimedia Commons)

1. Karl Marx

Pada 1867, karya ilmiah Marx, Das Kapital jilid satu terbit. Karl Marx kemudian meninggal pada 1883, ketika separuh jalan merampungkan jilid kedua. Karya ilmiah Marx itu kemudian dilanjutkan pengerjaannya oleh Friederich Engels berdasar catatan dan naskah-naskah yang ditinggal Marx.

Karya ilmiah itu kemudian jadi dasar teori komunisme modern. Menurut data dari situs web Universitas Gadjah Mada (UGM), sekitar seabad setelah kematian Marx, jumlah manusia yang terpengaruh Marxisme sudah hampir mencapai 1,3 miliar. Dan itu bukan jumlah yang kosong.

Teori komunisme modern Marx telah mengakar kuat sebagai ideologi. Sebagian besar penganut Marxisme telah memerhitungkan arti penting komunisme dalam jangka panjang, Marxisme telah dipastikan pengaruhnya dalam kehidupan dunia hingga beberapa abad mendatang.

Jumlah 1,3 miliar penganut Marxisme ini lebih besar dari jumlah penganut ideologi manapun sepanjang sejarah manusia. Konsep komunisme, mereka yakini akan merebut kemenangan di masa depan. Meski begitu keyakinan yang tertanam dalam itu agak disanksikan.

Apalagi melihat sisi seberang, di mana demokrasi konstitusional juga menunjukkan perkembangan luar biasa. Demokrasi konstitusional dinilai banyak pihak lebih rasional sebagai arus yang akan dianut banyak umat manusia di masa depan.

Sorotan keraguan juga menyangkut pertanyaan-pertanyaan besar tentang peran Marx dalam gerakan komunis.

2. Joseph Stalin

Joseph Stalin dikenal sebagai diktator Uni Soviet. Ia berkuasa selama 24 tahun, sejak 1929 hingga 1953. Stalin lahir di Rusia pada 18 Desember 1879. Sikap 'kekomunis-komunisan' Stalin sudah tampak sejak kecil, tentang bagaimana ia memberontak dan menentang keputusan sang ibu untuk jadi tokoh agama.

Mengutip BBC, Stalin terinspirasi pada Karl Marx. Staiin kerap membaca catatan-catatan Marx. Stalin juga aktif dalam kelompok sosialis yang tumbuh di sekitar tempat tinggalnya. Sebagian besar waktu Stalin dialokasikan untuk memberontak pada pemerintahan monarki Rusia. Dengan segala pergerakan itu, sekolah Stalin justru terbengkalai.

Sikap komunis Stalin makin kuat. Ia yang meneguhkan diri ateis banyak mendebat pendeta, hingga Stalin didepak dari sekolah keagamaan pada 1899. Kala itu Stalin gagal lulus ujian. Salah satu sikap dan pemikiran Stalin paling dikenal adalah Stalinisme.

Hal itu ia implementasikan sebagai kebijakan selama ia menjabat diktator. Stalin memiliki mimpi besar membangun sosialisme dan masyarakat komunis di Uni Soviet. Bukan muluk. Pada masa itu Partai Komunis Uni Soviet amat terpandang sebagai garda revolusi komunis.

3. Fidel Castro

Fidel Castro adalah Presiden Kuba yang menjabat sejak 1976 hingga 2008. Castro lahir tanggal 13 Agustus 1926 di Holguin, Kuba. Castro dikenal berhaluan komunis.

Paham itu tumbuh sejak ia kuliah jurusan hukum di Universitas Havana. Castro ikut andil dalam perlawanan terhadap pemerintah Kolombia dan Republik Dominika yang bersayap kanan.

Castro diketahui terpengaruh oleh dua tokoh di atas. Dalam buku Riwayat Pemberontakan El Comandante Fidel Castro dijelaskan bagaimana Castro menerapkan Program Marxis-Leninis di Kuba.

Kebijakan itu dimulai 2 Desember 1961. Castro juga dikenal sebagai pendiri Partai Komunis Kuba. Pada akhir 1961, Castro mendeklarasikan diri sebagai komunis sejati. Citra yang terus terjaga hingga akhir hayatnya pada 25 November 2016 ketika usianya 90 tahun.

Komunisme di Indonesia

"The permanent" alias "Continous revolution" atau berevolusi terus menerus. Revolusi komunisme meluas ke seluruh belahan dunia. Di Indonesia, negara kini 'mengharamkan' ideologi komunis. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia pada 30 September 1965 (G30S/PKI) mendasari pengharaman ini. Namun paham komunis sendiri masuk Indonesia jauh sebelum PKI berdiri.

Adalah warga Belanda bernama Hendricus Josephus Fransiscus Marie Sneevliet, tokoh yang diyakini membawa paham komunisme ke Indonesia pada 1913. Sneevliet, bersama rekannya, Adolf Baars mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Pada awal kemunculannya ISDV tidak langsung mempropagandakan komunis.

Namun pergerakan mereka berubah haluan. Tahun 1917, PKI berdiri sebagai pecahan faksi kiri dalam Sarekat Islam (SI). Semaun dan Darsono, dua tokoh penting PKI sempat mengenyam pendidikan tentang komunisme ala Sneevlit di Indische Social Demoratische Partij (ISDP). Memang, sejak keberhasilan revolusi di Rusia, pengaruh komunisme meluas global.

Henk Sneevliet (Sumber: Wikimedia Commons)

Mereka masuk ke organisasi-organisasi dan kelompok masyarakat. Masuknya paham komunis ke SI sendiri terjadi karena satu celah perjuangan yang tak terakomodir SI. "Sarekat Islam yang kurang memerhatikan nasib buruh telah merupakan lowongan baik bagi ide-ide radikal yang dimasukan oleh Semaun dan Darsono," Mohammad Hatta dalam buku Bung Hatta Menjawab.

Nama PKI mulai membesar ketika tokoh SI, Haji Agus Salam mengganti nama SI menjadi Partai Syarikat Islam pada 1921. Pergerakan senyap mereka mulai terdengar. Kekuatan politik PKI pun makin besar. Sejumlah pemberontakan dilakukan PKI: 1926, 1948, dan 1965. Pemberontakan pertama dilakukan pada masa kolonial Belanda. PKI gagal.

Ribuan orang terbunuh. Sekitar 13 ribu lain ditahan. Sementara, 1.308 orang yang didominasi kader PKI dikirim ke Boven Digul, kamp tahanan di Papua. Pada pemberontakan kedua, PKI kala itu menghadapi Republik Indonesia yang hendak mereka ubah jadi negara komunis. Gagal lagi. Pada pemberontakan ketiga, PKI kembali gagal. Pemberontakan itu yang berimplikasi panjang pada bagaimana negara ini melihat paham komunis. 

*Baca Informasi lain soal SEJARAH atau baca tulisan menarik lain dari Yudhistira Mahabharata.

BERNAS Lainnya