Langkah serta Tantangan yang Mungkin Ditempuh Kanye West untuk Maju ke Pilpres AS
Kanye West (Instagram/@kanyewestt_official)

Bagikan:

JAKARTA - Rapper kenamaan Kanye West menarik perhatian dunia setelah menyatakan niatnya maju sebagai calon presiden dalam pemilihan umum (pemilu) Amerika Serikat (AS), 3 November mendatang. Tak mudah, jelas. Namun, ada langkah-langkah yang dapat dilakukan Kanye. Langkah yang jelas penuh tantangan.

Pernyataan Kanye diunggah di akun Twitter pribadinya, Sabtu, 4 Juli. Artinya, Kanye hanya memiliki waktu empat bulan untuk berdiri sebagai pesaing resmi Donald Trump dan Joe Biden. Seorang pakar politik dari Purdue University, Indiana, James McCann membedah langkah yang dapat dilakukan Kanye beserta segala tantangannya.

Dilansir Reuters, McCann mengatakan, ada dua jalan bagi Kanye. Pertama, mengumpulkan dukungan dari partai politik yang lebih kecil. Tak mudah tentu saja menyaingi dua kekuatan besar di balik Trump (Republik) dan Biden (Demokrat). Tak tanggung. Kanye harus menyaingi dominasi kedua kubu di 50 negara bagian plus distrik-distriknya.

Jika bukan begitu, langkah lainnya adalah maju sebagai kandidat independen. Namun, tenggat waktu untuk mendaftar sebagai calon independen telah berlalu di beberapa negara bagian, termasuk New Mexico dan Carolina Utara yang jadi medan pertempuran utama.

Tantangan lain jika Kanye ingin maju independen adalah rekrutmen staf. Secara administratif, Kanye jelas akan membutuhkan banyak staf dan sukarelawan yang dapat bekerja cepat untuk mengumpulkan puluhan ribu tanda tangan di seluruh negara sebelum periode pendaftaran lain ditutup pada Agustus dan September.

Segala kondisi lapangan akan lebih sulit untuk Kanye lakukan di masa pandemi. "Sulit melihat Kanye West melakukan operasi lapangan," kata McCann, sembari menambahkan ada pilihan lain baginya untuk meminta pendukung menuliskan namanya di surat suara.

Lebih lanjut, Direktur Pusat Politik Universitas Virginia Larry Sabato menjelaskan, bahkan dengan kampanye yang serius, Kanye mungkin tak akan memperoleh lebih dari satu persen suara. Perhitungan itu dilihat dari hasil mengupas potensi suara antara Trump dan Biden. "Dia masih harus menempuh jalan panjang untuk meyakinkan kita bahwa dia serius," kata Sabato.

Ada preseden yang dapat dilihat dari niatan Kanye maju sebagai kandidat presiden. Di Pemilu 2016, seorang mantan agen CIA, Evan McMullin sempat mencoba maju dalam Pemilu AS. Niat itu ia sampaikan pada Agustus 2016. McMullin kemudian hanya muncul di pemungutan suara di sebelas negara bagian, dengan hanya memperoleh 0,53 persen suara.

"Ada cara untuk lari sebagai orang luar. Tetapi sulit dan mahal. Dan saya pikir, West atau orang lain telah melewatkan peluang mereka untuk memiliki dampak yang berarti," kata Nathan Gonzales, Editor Inside Elections, yang menyediakan analisis non-partisan.