JAKARTA - Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Ade Armando disoroti karena komentarnya terhadap kritik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Siapa Ade Armando?
Kritik BEM UI menyebut Jokowi sebagai 'King Of Lip Service'. Kritik itu diunggah dalam bentuk meme dan ilustrasi visual di akun media sosial BEM UI. Ade menyebut kritik BEM UI tersebut tidak substantif dan tak bermutu. Ade bahkan membawa-bawa isu jalur sogokan untuk masuk UI.
"Ini karya BEM UI. Saya sih menghargai kebebasan berekspresi. Tapi kalau jadi lembaga yg mewakili mahasiswa UI, ya jangan kelihatan terlalu pandirlah. Dulu masuk UI, nyogok ya?" tulis Ade di akun pribadinya @adearmando1.
Cuitan Ade dianggap menyatakan secara langsung bahwa masuk UI bisa dengan menyogok. Selain itu, cuitan Ade juga dianggap tidak menghargai perbedaan pendapat, padahal Indonesia adalah negara demokratis.
Ini karya BEM UI. Saya sih menghargai kebebasan berekspresi. Tapi kalau jadi lembaga yg mewakili mahasiswa UI, ya jangan kelihatan terlalu pandirlah. Dulu masuk UI, nyogok ya? pic.twitter.com/lq6I1fwRKZ
— ade armando (@adearmando1) June 27, 2021
Pernyataan yang jadi perkara
Komentar Ade yang menuai kontroversi tidak hanya sekali ini saja. Pada sekitar pertengahan 2020, Ade dinilai menghina Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, terkait menyurati Menkominfo agar aplikasi kitab Injil berbahasa Minang dihapuskan.
Tokoh adat yang tergabung dalam Badan Koordinasi Kerapatan Adat Nagari Sumatera Barat yang didampingi 21 pengacara, melaporkan Ade Armando ke pihak kepolisian. Ade dianggap mengunggah ujaran kebencian dan berita bohong.
Lalu pada 2019, anggota DPR RI Fahira Idris melaporkan Ade Armando karena mengunggah foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dimodifikasi menjadi mirip Joker. Ade saat itu dilaporkan atas dugaan perubahan terhadap bentuk dokumen dan atau informasi elektronik atas foto Anies.
Saat itu Fahira Idris membawa sejumlah barang bukti saat pelaporan, di antaranya tangkapan layar unggahan akun Facebook milik Ade Armando. Ade disangkakan Pasal 32 Ayat 1 Jo Pasal 48 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Dirikan LSM kontroversial
Selain berprofesi sebagai dosen UI, Ade Armando juga dikenal sebagai pakar komunikasi. Ade Armando juga belakangan juga mendirikan Civil Society Watch (CSW).
Sebagaimana ditulis dalam artikel BERNAS berjudul Ade Armando Bilang pada Kami CSW Bukan Musuh Demokrasi, Sebaiknya Dia Benar menjelaskan bagaimana pendirian itu memunculkan kekhawatiran terhadap kebebasan berpendapat.
Ade Armando membantah. Ia menyebut CSW berdiri untuk menjaga kelompok-kelompok masyarakat agar tetap jadi kekuatan yang sehat dalam demokrasi, begitu Ade menjelaskan tujuan pendirian kelompok tersebut.
Profil Ade Armando
Ade Armando Lahir di Jakarta, 24 September 1961. Ia lahir dari pasangan Mayor Jus Gani dan Juniar Gani. Ayah Ade Armando adalah diplomat yang terpaksa turun setelah terkena dampak runtuhnya rezim Soekarno.
Untuk pendidikan, Ade Armando bersekolah di SMP Negeri 2 Bogor pada 1976. Setelah itu, ia melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Bogor pada 1980.
Kemudian pada 1988, Ade Armando melanjutkan pendidikan S-1 di Universitas Indonesia. Setelah lulus S-1, Ade Armando melanjutkan studi ke Amerika Serikat di Florida State University pada 1991.
Ade Armando lalu melanjutkan studi ke jenjang Doktor pada 2006 di Universitas Indonesia. Ade Armando pernah menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia periode 2004–2007, Ketua Program S-1 Ilmu Komunikasi FISIP UI periode 2001–2003, dan menjadi Direktur Pengembangan Program Pelatihan Jurnalistik Televisi-Internews pada 2001–2002.
Mengutip situs resmi FISIP UI, Ade Armando pernah menjadi jurnalis di harian Republika (1993-1998), setelah sebelumnya menjadi anggota redaksi jurnal Prisma (1988-1991). Ade juga sempat menjabat sebagai redaktur penerbitan buku LP3ES (1991-1993).
Selain CSW, Ade Armando juga terlibat dalam pembentukan berbagai LSM. Ia adalah salah seorang pendiri Lembaga Media Ramah Keluarga (MARKA, 1998), Media Watch and Consumer Center the Habibie Center (MWCC, 1999), Masyarakat Tolak Pornografi (MTP, 2001), serta koalisi Masyarakat Komunikasi dan Informasi (MAKSI, 2009).
Pada Februari 2005 Ade Armando terpilih sebagai wakil Indonesia dalam 'International Visitor Leadership Program' yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat. Ade Armando pun pernah terpilih sebagai salah satu dari 104 Nama Pemimpin Muda Indonesia oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), pada November 2008.
*Baca Informasi lain soal KEBEBASAN BERPENDAPAT atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.