Indonesia Mampu Bikin Kapal Selam, Tapi Kenapa Nanggala-402 Diservis Korsel?
Kapal selam Alugoro-405 (Sumber: pal.co.id)

Bagikan:

JAKARTA - Sistem perawatan, perbaikan dan pemeriksaan atau "maintanance, repair, overhaul" (MRO) menjadi sorotan pasca tragedi karam kapal selam KRI Nanggala 402. Dalam urusan produksi alat utama sistem senjata (Alutsista) industri dalam negeri sebetulnya sudah mampu. Buktinya, belum lama ini perusahaan plat merah PT PAL Indonesia berhasil menciptakan kapal selam. Lantas mengapa KRI Nanggala 402 masih harus diperbaiki di Korea Selatan?

17 Maret menjadi saat yang membanggakan bagi Indonesia. Sebab hari itu Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah merampungkan pembangunan kapal selam pertama buatan perusahaan nasional PT PAL Indonesia. Kapal selam itu diberi nama Alugoro-405. Hal itu mendapuk Indonesia sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mampu membangun kapal selam. 

Dalam prosesi serah terima tersebut Menteri Pertahanan Prabowo Subiantor menyebut hal ini sebagai tonggak historis di mana untuk pertama kalinya perusahaan nasional Indonesia berhasil ikut serta dalam produksi kapal selam. "Kita sadari bersama betapa pentingnya pertahanan kita. Kita sedang membangun kemampuan pertahanan kita," ujar Prabowo dikutip laman resmi Kemhan

Melalui perencanaan strategis mengenai modernisasi alutsista, Prabowo di bawah komando Presiden Jokowi telah memerintahkan seluruh industri pertahanan dalam negeri wajib ikut serta dalam proses peremajaan seluruh alat pertahanan negara. Dirinya juga memaparkan bahwa alat pertahanan banyak yang sudah sangat tua dan sudah saatnya diremajakan. Untuk itu, peran dari industri pertahanan akan sangat menonjol.

“Kita harap peran serta, inisiatif, kerja keras teknolog-teknolog kita, sarjana-sarjana kita, cendekiawan kita, dari ahli-ahli kita. Kita harap semua bersatu untuk kerja keras,” tegasnya.

PT PAL Indonesia adalah perusahaan plat merah yang fokus mengembangkan industri maritim nasional. Seperti dikutip laman resminya, misi dari perusahaan ini salah satunya adalah untuk membangun, memelihara dan menyediakan jasa rekayasa untuk kapal atas dan bawah permukaan "serta engineering procurement dan construction di bidang energi."

Bukan cuma kapal selam, PT PAL Indonesia juga punya kapabilitas untuk membangun kapal perang dan kapal niaga. Beberapa produk yang telah dikuasai antara lain: kapal FPB 28 M, kapal FPB 38 M Aluminium, kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 105 M, dan kapal selam Nagapasa Class 1500 Ton. 

Kapal selam Nagapasa Class (Sumber: pal.co.id)

Kondisi Nanggala 402

Kemarin, kapal selam KRI Nanggala 402 dikabarkan karam di perairan utara Pulau Bali pada kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut. Kondisi kelaikan kapal selam pun menjadi sorotan. 

Seperti diketahui, kapal milik Indonesia ini telah berusia 42 tahun. Usia kapal selam ini menurut Pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie jauh dari masa ideal. 

"Walaupun jenis kapal ini kapal yang sejuta umat, everybody using, even orang sudah punya Nuklir Submarine masih menggunakan kapal ini. Karena hebat banget kapal ini. Tetapi negara normal menggunakannya di 25-30 tahun," tuturnya, dalam diskusi virtual, Minggu, 25 April.

Meski begitu, menurut dia, jika perawatan kapal dilakukan dengan baik, usia tua alutsista tak jadi masalah. "Indonesia saking bagusnya sampai 40 tahun. Tetapi bukan berarti kita harus nunggu 50-60 tahun baru kita mau ganti kapal," ucapnya.

KRI Nanggala-402 (Sumber: Antara)

Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Laksda (Purn) Soleman Ponto mengatakan KRI Nanggala 402 yang memasuki usia 42 tahun tidak masalah selama pemeliharaannya dilakukan dengan baik. Pemeliharaan yang bagus itu, kata Ponto, menyentuh pengecekan suku cadang kritis (critical sparepart). Suku cadang tersebut wajib diganti bila ada kerusakan.

KRI Nanggala-402 sejatinya telah diperiksa (overhaul) di Daewoo, Korea Selatan, pada 2012. Overhaul itu dilakukan selama 24 bulan. Pertanyaannya, ketika saat ini industri nasional sudah bisa membangun kapal selam sendiri, mengapa perbaikan masih dilakukan di Korea Selatan?

Kenapa overhaul di Korsel?

Memang betul, PT Pal Indonesia telah berhasil membangun kapal selam pertamanya, Alugoro-405. Namun itu baru terealisasi awal tahun ini. Dan hal itu bisa terjadi berkat kerjasama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), perusahaan pembangun kapal selam dari Korea Selatan. 

Ada proses panjang transfer teknologi di situ. Sementara ditahun yang sama Nanggala 402 diperbaiki di Korea Selatan, pada 2012, Indonesia baru menerbitkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan. Fondasi kebijakan modernisasi alutsista dan industri pertahanan nasional baru dimulai. 

Seperti dijelaskan Politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik, pada 2014 Indonesia baru memenuhi perjanjian pembelian tiga kapal selam dari Korsel dengan alih teknologi. Hasilnya, "Pada 2017 Indonesia punya KRI Nagapasa (403), kapal selam pertama dari perjanjian. Pada 2018, KRI Ardadedali (404) mengarungi lautan Indonesia. Inilah kapal selam kedua dalam perjanjian, yang dibuat Insinyur Korsel dan Insinyur Indonesia, mengawali alih teknologi."

Dan pucaknya adalah berdirinya kapal selam KRI Alugoro (405). "Inilah kapal selam pertama yang seluruhnya buatan Insinyur kebangsaan Indonesia," ujarnya. 

Kini, PT PAL Indonesia seperti dikutip laman resminya, memang sudah memberikan pelayanan untuk perbaikan dan pemeliharaan kapal termasuk kapal selam. "Jasa yang disediakan adalah annual/special survey dan overhaul bagi kapal perang dan kapal niaga , pemeliharaan dan perbaikan elektronika dan senjata, serta overhaul kapal selam," tertulis.  

Meski begitu, Pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie MRO alutsista maritim Indonesia masih sulit dibilang baik. Padahal, pengecekan tersebut merupakan ujung tombak dari sistem pertahanan suatu negara. 

"Alutsista bisa hebat banget, krunya bisa jago banget, TNI sudah terkenal canggih. Tetapi MRO adalah penentunya, ketika orang MRO ini tidak betul-betul baik pemesanan auditnya enggak bagus, pembuatan auditnya enggak bagus, qcnya enggak bagus, tamat riwayatnya. Kenapa? sekarang ini banyak barang KW," ujar Connie.

*Baca Informasi lain soal KRI NANGGALA-402 atau baca tulisan menarik lain dari Ramdan Febrian.

BERNAS Lainnya