Bagikan:

JAKARTA – Sukses Indonesia di ajang All England disebut tidak lepas dari peran sport science. Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) akan fokus memperbaiki sport science atau inovasi pengembangan prestasi berbasis data guna mendongkrak prestasi atlet di ajang internasional.

Pada All England 2024, Indonesia meraih dua gelar yaitu tunggal putra dan ganda putra. Di sektor tunggal putra Jonathan Christie menundukkan kompatriotnya, Anthony Sinisuka Ginting, dua set langsung 21-15, 21-14.  

Kemenangan ini menjadi spesial karena mengakhiri penantian 30 tahun untuk “all Indonesian final” di sektor tunggal putra. Sebelumnya, final sesama Indonesia terjadi di All England 1994 saat Hariyanto Arbi mengalahkan Ardy Bernardus Wiranata.

Jonatan Christie menjuarai tunggal putra All England 2024, gelar yang selama 30 tahun terakhir tak pernah menjadi milik Indonesia. (Antara/HO-PBSI)

Lalu beberapa jam setelahnya, giliran ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berhasil mempertahankan gelar di turnamen bulu tangkis tertua dunia usai menekuk wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik 21-16, 21-16.

Di Indonesia istilah sport science sepertinya masih asing. Padahal sport science sudah digunakan di luar negeri di berbagai cabang olahraga. Selain rangkaian pemeriksaan kesehatan, sport science juga disebut memiliki andil penting dalam meningkatkan prestasi seorang atlet.

Optimalkan Hasil Olahraga

Sekretaris Jenderal PP PBSI M Fadil Imran mengatakan selain di All England 2024, tim bulu tangkis Indonesia juga menuai hasil optimal di Orleans Masters dan Vietnam International Challenge yang digelar pada waktu bersamaan, sehingga perbaikan aspek nonteknis seperti sport science harus dilakukan terus-menerus.

"Dari All England, Orleans, dan Vietnam sudah terbaca pekerjaan rumah kami. Kami harus memperbaiki aspek nonteknis dan serius dalam pengembangan lebih lanjut di sektor tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran," kata Fadil, mengutip Antara.

Fadil menuturkan, semua hasil di All England merupakan implementasi dari strategi Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024 PBSI, yaitu fokus pada perbaikan peringkat atlet serta inovasi melalui penerapan sport science dan tailor-made program.

Sport science, sebagaimana dikutip laman PB Djarum, bisa diartikan sebagai cabang keilmuan yang bisa diterapkan untuk mengoptimalkan hasil olahraga. Tujuannya adalah untuk mewujudkan program latihan yang sempurna sehingga atlet diharapkan bisa terus fit dan jauh dari cedera. Karena itulah, sport science penting dilakukan dalam cabang olahraga apa pun.

Penggunaan sport science diyakini memiliki dampak penting bagi para atlet. (SSEP)

Khusus di cabang bulu tangkis, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) telah memetakan sport science dalam empat komponen. BWF ingin memastikan bahwa bulu tangkis menjadi olahraga yang aman untuk para atletnya.

“BWF menyadari bahwa sport science memainkan peran penting dalam mengembangkan dan mempromosikan olahraga melalui penelitian terkait bulu tangkis,” bunyi pernyataan BWF di laman resminya.

Sementara itu, Sydney Sports and Exercise Physiology (SSEP) menjelaskan sport science atau ilmu olahraga sebagai bidang multidisiplin yang berkaitan dengan pemahaman dan peningkatan kinerja manusia.

Dibagi Empat Keilmuan

Sport science nantinya melibatkan sport scientist atau ilmuwan olahraga yang bekerja dengan tim dan atlet individu untuk memberikan dukungan ilmiah dalam persiapan kompetisi.

“Hal ini dapat melibatkan informasi, dukungan teknis dan praktis dalam pelatihan, pencegaha cedera, analisis teknik, nutrisi dan optimalisasi kinerja, serta bantuan terkait masalah psikologis seperti motivasi, stres, dan gairah,” demikian dinukil SSEP.

Sport science mencakup sejumlah ilmu pengetahuan yaitu sports medicine, sports physiology, sports biomechanics, sports psychology, sport nutrition and anthropometry, coaching, sports intelligence, research, dan sports gear (Zainal, 2018).

BWF mengatakan sport science memainkan peran penting dalam mengembangkan dan mempromosikan olahraga melalui penelitian terkait bulu tangkis. (BWF)

Namun SSEP membagi sport science mencakup empat ilmu utama, yaitu psikologi, fisiologi, biometrik, dan kendali motor.

Pertama adalah psikologis. SSEP menilai mempertimbangkan faktor psikologis diyakini dapat memengaruhi kinerja atlet. Tuntutan psikologis terhadap aktivitas fisik dapat menentukan apakah seseorang mampu mencapai keberhasilan dan kinerja yang optimal.

Kedua, dalam fisiologi memperhitungkan cara tubuh manusia berfungsi saat melakukan olahraga dan latihan fisik.

Ketiga, biometrik adalah ilmu mengukur dan mempelajari data biologis yang meliputi kadar hormone dan glukosa. Orang yang memperhatikan data ini dapat meningkatkan kesehatan energi.

Terakhir pengendalian motorik adalah cara manusia mampu mengatur keterampilan motoriknya. Dengan memperoleh kendali motorik, orang dapat bergerak secara akurat dan cepat sekaligus meminimalkan penggunaan energi dan menghindari cedera.