Bagikan:

JAKARTA – Di tengah gegap gempita Pemilu dan Pilpres 2024, nama Alfiansyah Bustami mendadak jadi perbincangan. Tanpa kampanye yang masif, komedian yang lebih populer dengan nama Komeng justru berhasil mencuri hati masyarakat.

 “Engga pernah kampanye, tau-tau langsung muncul di surat suara. TOP STRATEGY,” tulis @nur_hidayat di kolom komentar Instagram Komeng.

Banyak yang tidak tahu komedian senior ini maju sebagai caleg Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil Jawa Barat sampai akhirnya membuka kertas suara saat hari pencoblosan tiba pada 14 Februari lalu. Tak heran jika kemudian banyak yang terkejut melihat wajah Komeng muncul di kertas suara.

Meski minim kampanye, namun Komeng berhasil memperoleh suara tertinggi sementara ini. Ia unggul telak sehingga hampir dipastikan melenggang ke Senayan untuk periode 2024-2029.

Tanpa Ekspektasi Tinggi

Kabar soal Komeng maju sebagai senator sebenarnya sudah pernah ia ceritakan sendiri pada pertengahan tahun lalu. Ia juga mengungkapkan alasannya memilih jalur DPD dan tidak bergabung partai politik untuk memperebutkan kursi di Senayan.

"Jadi mungkin kalau dari DPD saya bisa langsung dengan diri sendiri tidak ada kepentingan partai. Bukan petugas anulah, anulah. Saya tetap bergerak di apa yang saya tahu," kata Komeng.

Ia bahkan mengaku mengajukan penggantian nama yang disahkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cibinong. Langkah ini diambil untuk memuluskan langkahnya menjadi senator.

Meski demikian, Komeng tetap tak berekspektasi lebih ketika memutuskan ganti nama. Pria kelahiran 25 Agustus 1970 hanya ingin orang tahu bahwa Alfiansyah Bustami dan Komeng adalah orang yang sama.

Foto pencalonan Alfiansyah Bustami Komeng sebagai Daftar Calon Tetap Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat yang ditampilkan pada surat suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. (Antara/KPU)

"Saya mah mau kepilih alhamdulillah, mau nggak (kepilih) alhamdulillah. Titik itu yang saya inginkan (orang tahu Alfiansyah Bustami dan Komeng sama) kalau soal nama itu tadi," terangnya.

Berbeda dengan calon senator lainnya, niatan Komeng menjadi wakil rakyat tidak dibarengi dengan kampanye besar-besaran. Jangankan menempel spanduk maupun baliho di pinggir jalan, Komeng bahkan terlihat emoh mempromosikan dirinya di akun medsosnya sendiri.

Tapi meski dengan kampanye yang minim bahkan nyaris tidak ada, sang komedian berhasil unggul dalam perolehan suara sementara. Menurut data KPU, hasil hitung suara Pemilu DPD 2024 hingga Jumat (16/2/2024), Komeng sudah melesat dengan perolehan 1.314.833 suara dan menempati peringkat pertama.

Jenuh dengan Model Lama

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, sebenarnya masyarakat Indonesia terlalu jenuh dengan kondisi bangsa. Maka ketika disediakan opsi berbeda saat memilih wakil rakyat, publik pun menentukan pilihannya pada Komeng.

“Publik sejauh ini mulai bergeser dalam menentukan pilihan, yang pada masa lalu mereka melihat wibawa kandidat, tetapi hari ini, lebih banyak yang jenuh pada pilihan model lama karena sama-sama tidak berdampak,” ujar Dedi kepada VOI.

“Itu membuat pemilih merasa lebih baik memberikan suara pada yang baru, dan komedian utamanya mereka yang tidak miliki kontroversi, akan mudah dipilih,” ia menambahkan.

Selain itu, dijelaskan Dedi, publik menyukai sosok yang memiliki reputasi baik dan tidak kontroversial. Kedua hal ini bisa didapatkan dari figur Komeng yang hampir tidak pernah diterpa isu miring sepanjang kariernya sebagai pelawak Tanah Air.

Suasana pencoblosan di TPS 1, Kelurahan Pangkalan Jati Baru, Depok, Rabu (14/2). (Antara/ Putri Hanifa)

“Komeng sejauh ini miliki reputasi personal yang baik di mata publik, tidak kontroversial, sehingga mendapat simpati publik yang tinggi. Pilihan pada Komeng tidak keliru, karena DPD bagi publik juga tidak miliki dampak apapun,” tandasnya.

Di sisi lain, pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengomentari foto nyeleneh yang digunakan Komeng. Ia menilai penggunaan foto nyeleneh itu menunjukkan bahwa Komeng membawa pendekatan yang berbeda dalam dunia politik.

“Politik pendekatannya bukan hanya serius. Makanya kalau kita bicara visi misi program itu hanya setengah masuk pada rakyat Indonesia. Maka ada juga pendekatan lain, pendekatan emosionalitas, pendekatan gimik, dan lain sebagainya,” ucap Ujang, dikutip Kompas TV.

“Mas Komeng dia pendekatan yang unik, dengan foto yang menarik dan berbeda, memiliki diferensiasi, memiliki perbedaan dengan yang lain,” katanya lagi.

Walau dikenal sebagai figur yang kocak, Komeng menegaskan keputusannya mencalonkan diri sebagai DPD adalah serius. Ia mengatakan salah satu misinya adalah mewujudkan aspirasi seniman Indonesia.

“Saya bisa mencontoh dari negara Korea Selatan, dengan seni budayanya dia bisa mengalahkan negara-negara lain, lewat seni budaya, drakor (drama Korea), K-pop, dan kulinernya juga, bahkan pemasukan ke APBN negaranya hampir 12 digit,” jelas mantan pembaca acara Spontan ini.