JAKARTA – Penyakit X yang disebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang menjadi perbincangan publik. Masyarakat khawatir Penyakit X ini bisa mengulang kengerian Pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu.
Istilah ini sebenarnya diciptakan pada tahun 2018. Bisa dibilang Penyakit X ini bukanlah penyakit sebenarnya. Tapi istilah ini digunakan untuk mengartikan patogen yang baru ditemukan atau patogen apa pun yang diketahui memiliki potensi pandemi.
Namun Penyakit X kembali menjadi ramai dibahas setelah WHO memperingatkan para pemimpin dunia mengenai risiko Penyakit X di masa depan dalam pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia pada 15-19 Januari 2024 di Davos, Swiss.
“Beberapa orang mengatakan hal ini dapat menimbulkan kepanikan. Tidak. Lebih baik mengantisipasi sesuatu yang mungkin terjadi karena hal ini telah terjadi berkali-kali dalam sejarah kita,” ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Ancaman Besar
Penyakit X ini juga sebelumnya pernah dibahas Dr. Kenneth Iserson, profesor emeritus pengobatan darurat di Universitas Arizona, Amerika Serikat, yang juga merupakan spesialis dalam pengobatan global dan bencana.
“Dunia sudah melihat sejumlah penyakit baru yang berpotensi berkembang menjadi Disease X (Penyakit X),” ujar Dr. Iserson, mengutip Kompas.
Ucapan tersebut dilontarkan Dr. Iserson pada akhir 2020, ketika pandemi COVID-19 masih mengguncang dunia. Ia meramalkan bahwa COVID-19 bukanlah pandemi terakhir yang akan dihadapi dunia. Dituturkan Dr. Iserson, Penyakit X mengacu pada nama placeholder yang mengakui kemungkinan penyakit menular parah yang masih belum diketahui manusia.
"Mungkin ada penyakit menular lain yang tidak dikenali yang sudah beredar, yang memiliki implikasi yang menghancurkan," kata Dr. Iserson.
Sementara itu, mengutip New Scientist, Penyakit X adalah istilah yang digunakan WHO untuk menggambarkan penyakit yang belum diketahui dalam ilmu kedokteran yang memiliki potensi menyebabkan pandemi besar dan serius pada manusia.
Menurut Dr. Richard Hatchett dari Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, Penyakit X bukan fiksi ilmiah dan wajib diwaspadai. Istilah ini pertama kali diciptakan WHO pada 2018, dan pandemi COVID-19 adalah contoh nyata mengapa publik harus waspada terhadap Penyakit X ini.
Walau penyebab dan karateristiknya misterius, WHO mengindikasikan ini sebagai ancaman besar. Menurut para ilmuwan, Penyakit X diramalkan bisa 20 kali lebih mematikan dibandingkan COVID-19.
Masih Misterius
Dirjen WHO mengatakan, COVID-19 bisa menjadi contoh dari Penyakit X pertama, karena memenuhi kriteria sebagai penyakit baru, belum ada vaksin, dan memiliki tingkat penularan yang cepat.
Kendati demikian, tidak diketahui apa Penyakit X berikutnya setelah COVID-19 akhirnya bisa dikendalikan. Penyakit X bisa saja disebabkan oleh virus, bakteri, atau gen infeksius lain, atau bahkan bisa dalam bentuk jamur. Karena karakteristiknya belum diketahui, penularan Penyakit X juga masih menjadi misteri, tapi dapat diperkirakan Penyakit X bisa menyebar dengan cepat melalui saluran napas, mirip cara penularan COVID-19.
Tapi publik bisa berkaca pada pengalaman dalam beberapa tahun terakhir, ketika wabah penyakit global melanda. Pada kurun waktu tersebut, virus corona telah menyebabkan sejumlah penyakit global, bahkan sebelum wabah COVID-19 melanda.
Pada 2002 misalnya, coronavirus mulai menyebar di China yang menyebabkan suatu bentuk pneumonia, yang kemudian disebut SARS atau severe acute respitarory syndrome. SARS membunuh satu dari 10 mereka yang terinfeksi, sebelum akhirnya penyakit ini dapat dihentikan dengan tindakan pengendalian infeksi yang ketat.
BACA JUGA:
Lalu muncul penyakit lain yang juga disebabkan coronavirus, yaitu sindrom pernapasan Timur Tengah atau lebih dikenal dengan MERS. Penyakit ini menyebabkan pneumonia yang membunuh satu dari tiga orang yang terinfeksi.
Kabar baiknya pandemi COVID-19 memungkinan kita lebih mudah untuk menghentikan Penyakit X lain di masa depan. Ketika dunia dilanda pandemi COVID-19, pengembangan desain vaksin baru bergerak cepat, termasuk vaksin yang dapat digunakan untuk menargetkan patogen baru.
Tapi karena Penyakit X belum diketahui kepastiannya, negara di dunia memerlukan sistem peringatan dini yang lebih baik untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya penyakit-penyakit baru, salah satunya adalah layakanan kesehatan yang harus lebih mumpuni terhadap lonjakan permintaan layanan yang tidak terduga.