Perselingkuhan adalah Kekerasan dalam Rumah Tangga Tipe Psikis
Perselingkuhan adalah kekerasan dalam rumah tangga tipe psikis. (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA – Nama Elmer Syahherman dan Bella Damaika mendadak viral sepekan terakhir ini. Keduanya merupakan pasangan selingkuh yang skandalnya dibongkar oleh istri Elmer, Ira Nandha.

Elmer merupakan seorang pilot yang menjalin hubungan gelap dengan pramugarinya dari maskapai yang sama, Citilink. Perselingkuhan tersebut disebar ke publik oleh Ira melalui akun Instagramnya. Ibu satu anak ini membeberkan isi chat-chat mesra antara Elmer dan Bella.

Elmer Syahherman diketahui istrinya, Ira Nandha, enam kali berselingkuh selama empat tahun pernikahan mereka. (Instagram/@iranndha)

Dalam unggahannya, Ira mengaku suaminya sudah enam kali ketahuan selingkuh sepanjang pernikahannya yang baru empat tahun.

“Enam kali ketahuan, lima kali dengan orang yang sama, satu kali orang berbeda. Dari awal nikah udah diselingkuhin dengan orang yang sama dan selalu aku tutupin. Aku berhasil bertahan empat tahun ini dengan diam,” tulis Ira di akun Instagram @iranndha.

Tanda Gangguan Kepribadian

Menjalin hubungan pernikahan memang tak semudah yang dibayangkan. Selalu ada pasang surut untuk menjaga hubungan yang diharapkan bisa bertahan hingga maut yang memisahkan.

Salah satu cobaan dalam sebuah pernikahan adalah terjadinya perselingkuhan dari salah satu pihak. Menurut survei Forbes Advisor pada Agustus 2023, perselingkuhan atau hubungan di luar pernikahan berada di urutan kedua sebagai penyebab perceraian.

Kasus perselingkuhan yang diumbar ke publik tidak kali ini saja terjadi. Beberapa waktu lalu, warganet juga sempat dihebohkan dengan pengakuan Inara Rusli bahwa suaminya, Virgoun, juga bermain dengan wanita lain.

Skandal perselingkuhan juga sempat menghampiri artis-artis di luar negeri. Vokalis Maroon 5 Adam Levine berselingkuh dari istrinya, Behati Prinsloo, dengan seorang model bernama Summer Stroth. Rumah tangga Ethan Hawke dan Uma Thurman juga kandas setelah Ethan menjalin hubungan terlarang dengan asisten rumah tangga mereka, Ryan Shawhughes.

Vokalis Maroon 5 Adam Levine sempat diisukan bermain cinta dengan wanita lain, model Summer Stroth. (Instagram/@adamlevine)

Selingkuh seringkali dianggap sebagai wujud pelarian karena tidak puas pada pasangan. Namun, ada juga yang mengatakan selingkuh merupakan tanda adanya gangguan kepribadian. Beberapa gangguan kepribadian, seperti gangguan bipolar dan narsistik, dikaitkan sebagai faktor risiko perselingkuhan dalam pernikahan. Dan, ungkapan bahwa sekali selingkuh akan terus selingkuh ternyata bukan isapan jempol.

Sebuah studi pada 2017 menunjukkan bahwa mereka yang terlibat perselingkuhan memiliki kemungkinan selingkuh lagi tiga kali lebih tinggi untuk mengulangi perilaku yang sama.

Ketika perselingkuhan terjadi berulang kali, menurut pakar ini erat kaitannya dengan masalah psikologis atau gangguan mental seperti narsisme. Pada gangguan tersebut, perselingkuhan didorong oleh rasa ego dan perasaan harus dikagumi. Namun, menurut psikolog klinis dan forensik Kasandra Putranto, selingkuh tidak selalu menjadi pertanda gangguan mental.

“Selingkuh itu tidak selalu karena adanya gangguan mental, tapi disebabkan banyak faktor,” kata Kasandra kepada VOI.

Ingin Mencari Sensasi

Para peneliti berpendapat jika keinginan berselingkuh dapat dikaitkan dengan sesuatu yang disebut polimorfisme DRD4 reseptor dopamine. Ini adalah gen pencari sensasi yang juga memengaruhi kita untuk berjudi atau minum alkohol.

Sebuah studi tahun 2010 yang dilakukan oleh para peneliti di Binghamton University di New York, partisipan yang memiliki gen DRD4 tertentu lebih cenderung berselingkuh. Dalam studi ini, direkrut 181 dewasa muda untuk mengisi kuesioner tentang perilaku seksual mereka, serta menyerahkan sampel DNA yang akan diuji untuk mengetahui variasi DRD4 dalam DNA masing-masing.

Menurut temuan tim yang diterbitkan dalam jurnal "PLOS One," setiap orang memiliki DRD4, tetapi semakin banyak kadarnya maka semakin rentan kecenderungan kita untuk mencari sensasi. Dengan kata lain, kita bisa lebih tertarik pada godaan hal-hal negatif seperti selingkuh, tanpa alasan tertentu selainkan ingin merasakan sensasi menegangkan tersebut.

Ethan Hawke dan Ryan Shawhughes, yang sempat terlibat perselingkuhan sebelum akhirnya menikah. (People/Rick Kern/Filmmagic)

Di sisi lain, psikolog Reza Indragiri Amriel punya pendapat berbeda. Psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengatakan perselingkuhan tidak bisa dipandang sebagai hitam putih.

“Boleh jadi selingkuh itu merupakan spektrum. Ada gradasinya,” ucap Reza melalui pesan singkat kepada VOI.

“Coba, siapa yang tak pernah 'melamunkan' lelaki atau perempuan yang bukan suami atau istrinya? Siapa yang hatinya 100 persen tak pernah dimasuki orang lain?” kata Reza mengimbuhkan.

Namun, Reza menegaskan perselingkuhan juga bisa dianggap sebagai kekerasan dalam rumah tangga. Menurutnya, perselingkuhan adalah sebuah kekerasan psikis. Korban yang diselingkuhi oleh pasangannya berpotensi mengalami depresi.

“Perselingkuhan bisa dianggap sebagai KDRT tipe kekerasan psikis. Namun, jika perselingkuhan dibawa ke ranah pidana, yang terjadi adalah hypercriminalization,” katanya lagi.

“Lain soal kalau bicara perzinaan. Ini hitam putih. Tapi definisi perzinaan di dalam KUHP pun beda dengan definisi yang ada di masyarakat,” kata Reza memungkasi.