JAKARTA – Kabar putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep yang ingin terjun ke dunia politik bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Keinginan itu tersirat jauh sebelum namanya digadang-gadang akan menjadi bakal calon Wali Kota Depok.
Apalagi, kakaknya Gibran Rakabuming dan iparnya Bobby Nasution sudah lebih dulu terjun dan berhasil terpilih sebagai kepala daerah. Gibran sebagai wali kota Solo dan Bobby sebagai Wali Kota Medan.
Para relawan Ganjar Pranowo (GP) Center kemudian menggaungkannya di media sosial. Keinginan itu pun akhirnya menjadi perbincangan hangat masyarakat.
Kian santer ketika Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memasang baliho foto Kaesang mengenakan baju putih sambil memegang setangkai bunga mawar merah di tangan kanannya yang bertuliskan, 'PSI Menang, Walikota Kaesang'. Baliho berukuran besar ini terpampang di Jalan Margonda Raya, Depok.
Netray Media Monitoring menemukan 5.388 twit yang menggunakan kata kunci kaesang && depok selama periode 1-7 Juni 2023. Intensitas perbincangan meningkat secara perlahan hingga akhirnya memuncak pada 6 Juni 2023.
“Volume perbincangan ini terpantau cukup tinggi. Netray berhasil mengumpulkan setidaknya 2 juta impresi atas twit dengan kata kunci, baik dalam bentuk reply, retweet, maupun favorites. Perbincangan secara potensial dapat menjangkau hingga 83,3 juta akun Twitter berbahasa Indonesia,” tulis Netray dalam laporannya pada 9 Juni 2023.
Pada 1 Juni, unggahan dengan sentimen negatif terpantau menghiasi perbincangan. Namun kondisi berbalik selang sehari, mulai banyak bermunculan twit dengan sentimen positif dan terus mendominasi hingga hari terakhir pemantauan.
Perseteruan Politik PKS dan PSI
Sentimen negatif isu Kaesang maju di pemilihan wali kota Depok dimulai dari twit akun @geloraco. Twit berisi pernyataan Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid bahwa partainya tidak berminat mengusung putra bungsu Presiden Joko Widodo tersebut karena bukan orang Depok dan tidak memiliki pengalaman di Depok.
Hidayat menilai Kaesang lebih tepat maju di Solo atau daerah sekitarnya. Bisa saja dia menggantikan Gibran yang kabarnya akan maju di Pilkada Provinsi.
Pernyataan itu mendapatkan banyak reaksi. Tak lama kemudian mulai muncul narasi yang berlawanan. Antara lain lewat twit akun @adearmando61. Pegiat media sosial dan akademisi yang sekarang telah menjadi kader PSI menyatakan dukungannya terhadap Kaesang.
“Sore ini saya diundang jadi pembicara dalam acara diskusi mendukung Kaesang sbg Calon Walikota Depok. Sebagai pendukung munculnya pemimpin muda yang pintar, bersih, berintegritas, saya dukung Kaesang,” tulis Ade Armando di akun Twitternya pada 1 Juni 2023.
Posisi PSI sebagai aktor yang turut menghembuskan isu ini juga mendapat apresiasi. PSI disebut tidak masalah apabila kalah atau menang sebagai partai, akan tetapi Kaesang harus menjadi Wali Kota Depok, seperti yang ditulis akun @FaGtng.
“PSI seperti menangkap kejemuan masyarakat Depok yang direpresentasi oleh pegiat Twitter atas kepemimpinan kepala daerah yang berasal dari PKS. Narasi kontra yang dilemparkan oleh PKS, semisal terkait prestasi Kaesang, justru berbalik arah,” kata Netray.
Pegiat Twitter seperti @Aryprasetyo85 balik mempertanyakan rekam jejak kader PKS yang juga tak bersih dari kasus, seperti korupsi dan lain-lain.
Tokoh PKS, Tifatul Sembiring menyulut perdebatan melalui twit yang menyebut PSI sebagai pihak yang emosional ketika menyuarakan dukungan ke Kaesang pada 2 Juni 2023. Akun @ch_chotimah2 dan @sigitwid membalas perbincangan ini melalui narasi yang berbeda.
Influencer @ch_chotimah2 justru melihat situasi justru semakin seru ketika PKS terlihat panik sedangkan PSI dan relawan semakin kencang mendukung Kaesang. Seperti terlihat dalam twit yang ditulis oleh anggota partai @sigitwid bahwa Depok hancur selama 20 tahun karena pemerintahan PKS. Kepemimpinan Kaesang diharapkan akan membawa perubahan.
Isu majunya Kaesang tampaknya masih dinilai sebagai spekulasi politik. Meski ramai di linimasa Twitter, ternyata tak banyak media massa yang mengulasnya. Netray hanya menemukan 287 artikel yang ditulis 66 portal media massa daring selama periode yang sama.
Sudut pandangnya pun cukup berbeda dengan perbincangan di Twitter. Menurut Netray, media daring terpantau lebih banyak menyoroti hubungan antara Kaesang, PSI, dan PDIP.
PDIP merasa tidak nyaman saat PSI terkesan mendorong Kaesang sebagai calon wali kota alih-alih mengajukan kader sendiri. Bahkan, pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin menilai dukungan PSI untuk Kaesang bisa jadi hanya sebatas strategi kampanye untuk menggaet pemilih berusia muda di Depok.
BACA JUGA:
Sebab tak dapat dipungkiri jumlah penduduk kota Depok usia 20-44 tahun menurut data Badan Pusat Statistik Kota Depok pada 2022 mencapai 864.265 atau sekitar 40,7 persen dari total jumlah penduduk Kota Depok.
Lagipula, posisi Kaesang nantinya bila ternyata maju sebagai calon Wali Kota Depok tidak akan sekuat ketika Jokowi masih menjabat sebagai presiden. Terlebih, dia tidak memiliki kedekatan historis dengan warga Depok.
Gibran pun mengakui Kaesang tak pantas maju dalam pemilihan wali kota Depok.
“Sudah bener itu sarannya PKS. Saya setuju dengan PKS. Ya logis saja karena bukan orang Depok. Kecuali kalau Kaesang dari kecil tinggal di Depok, sekolah di Depok, ya itu monggolah ya,” ucap Gibran.