Bagikan:

JAKARTA – Presiden Jokowi terus mengumandangkan aksi perdamaian untuk Rusia-Ukraina dalam sejumlah pertemuan internasional. Menurutnya, sudah sepatutnya Indonesia mengambil bagian dalam isu perdamaian dan kemanusian. Sebab, ini merupakan wujud amanat konstitusi, berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia.

Ketika Indonesia menjadi Presidensi G20, tepatnya pada akhir Juni 2022, Jokowi sempat melakukan kunjungan ke Kyiv dan Moskow menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kepada dua pemimpin tersebut, Jokowi memastikan Indonesia siap menjadi jembatan komunikasi antara Ukraina dan Rusia. Indonesia tidak memiliki kepentingan apapun kecuali ingin melihat perang dapat segera selesai dan rantai pasok pangan, pupuk, dan energi dapat segera diperbaiki.

“Saya mengajak seluruh pemimpin dunia untuk bekerja sama kembali menghidupkan semangat multilateralisme, semangat damai. dan semangat kerja sama. Hanya dengan spirit ini perdamaian dapat dicapai," tuturnya.

Ketika membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November lalu, Jokowi kembali mengulangi pernyataannya dengan bahasa yang lebih lantang. Paradigma kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Semua memiliki tanggung jawab, tidak hanya untuk warga negaranya masing-masing, tetapi juga untuk masyarakat dunia.

Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di Istana Kremlin pada 29 Juni 2022. (BPMI Setpres/Laily Rachev)

“Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi sekarang dan generasi mendatang. Kita seharusnya tidak membagi dunia menjadi beberapa bagian. Kita tidak boleh membiarkan dunia jatuh ke dalam perang dingin lagi,” Jokowi menegaskan.

Namun, upaya bersama yang dilakukan untuk menyelesaikan perang, menurut Jokowi, belum menunjukan perkembangan signifikan hingga saat ini. Alih-alih mereda, ketidakpercayaan justru semakin menebal dan rivalitas semakin meruncing.

Semua pihak menginginkan dunia yang damai, stabil, dan sejahtera. Namun, keadaan yang ada pada saat ini tidak selaras dengan hal tersebut. Perang pada akhirnya hanya akan mengorbankan rakyat.

Itulah mengapa, saat KTT G7 sesi kesembilan di Hotel Grand Prince, Hiroshima, Jepang, pada 21 Mei 2023, Jokowi menyerukan, “Sebagai pemimpin kita harus punya keberanian dan kemauan melakukan revolusi besar untuk bawa perubahan dan perbaikan agar perang dapat dihentikan.”

Sejak 24 Februari 2022

Invasi Rusia ke Ukraina sudah terjadi sejak 24 Februari 2022. Meski beragam upaya mediasi telah dilakukan, tetapi belum ada tanda-tanda perang segera berakhir hingga kini.

Putin dalam Pertemuan Tahunan ke-19 Klub Diskusi Valdai di Moskow pada 27 Oktober 2022 sempat menyatakan bahwa dia tidak pernah menyesali kebijakan yang diambilnya terhadap Ukraina. Sebab, ini semata hanya untuk menjaga kedaulatan Rusia. Menjaga ancaman yang mungkin datang dari pihak lain.

Keinginan Presiden Ukraina yang ingin bergabung dengan NATO dinilai menjadi ancaman serius terhadap kedaulatan negaranya. Sejak awal, Putin memang sangat mewaspadai gerak-gerik Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di wilayah Eropa Timur yang semakin meluas.

Moskow selalu siap melakukan perundingan untuk mengakhiri konflik di Ukraina. Bagaimana dengan Kyiv? Menurut Putin, merekalah yang tidak ingin melanjukan negosiasi dengan Rusia.

"Sangat mudah untuk menyelesaikan masalah ini jika Washington memberikan sinyal kepada Kyiv untuk mengubah posisinya dan menyelesaikan masalah secara damai," tuturnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (President.gov.ua)

Di sisi lain, sebagai negara merdeka, Presiden Zelensky juga memiliki kebebasan menentukan sendiri arah kebijakan politik luar negerinya. Dalam sejumlah kesempatan, dia selalu menegaskan Ukraina tidak akan pernah menyerah kepada Rusia.

NATO dan UNI Eropa menerapkan sejumlah strategi menghentikan perang. Alih-alih membaik, sanksi yang diberikan negara-negara UNI Eropa justru semakin memperburuk keadaan, mengganggu rantai pasok pangan dan energi ke seluruh dunia.

Harga komoditas sektor energi yang menjadi andalan Rusia seperti minyak, batubara, dan gas naik tanpa henti. Saham-saham sektor energi berhasil terbang tinggi di tengah tren penurunan Indeks Harga Saham Gabungan.  Sepanjang tahun berjalan per 11 Mei 2022, saham-saham energi melesat hingga 36 persen.

Begitupun komoditas pertanian seperti gandum, kedelai, dan lainnya yang turut melonjak karena mahalnya harga komoditas energi.

German Institute of Economics memperkirakan perang Rusia-Ukraina telah merugikan ekonomi dunia lebih dari 1,6 triliun dolar AS. Akan meningkat sebesar 1 triliun dolar AS bila perang berkepanjangan pada 2023

Kondisi tersebut tentu akan menyulut dampak lainnya, seperti pelemahan investasi dan terjadinya hiperinflasi.

Sri Lanka merasakannya. Inflasi meroket 54,6 persen year on year dan membuat negara ini dalam kondisi nyaris bangkrut. Sebanyak 25 negara lain, menurut lembaga kajian ekonomi, Visual Capitalist bernasib sama. Antara lain, Ghana, Tunisia, Pakistan, dan El Salvador

Sebanyak 25 negara yang terancam bangkrut tersebut berasal dari data-data empat metrik penghitungan, yaitu imbal hasil obligasi pemerintah, Credit Default Swap (CDS) 5 tahun, beban bunga sebagai persentase dari produk domestik bruto (PDB), serta utang pemerintah sebagai persentase dari PDB.

“Mari bersama lakukan perubahan. Perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran adalah tanggung jawab dan tujuan bersama,” Presiden Jokowi menandaskan.