Bagikan:

JAKARTA - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab terus menjadi sorotan terlepas perkara dugaan pelanggaran protokol kesehatan (prokes) yang sedang diusut Polisi. Kali ini, Rizieq menjadi perhatian karena menolak untuk menjalani tes swab atau tes usap COVID-19.

Sedianya, Rizieq diminta untuk menjalani tes swab karena sempat terlibat kerumunan. Tecatat, saat tiba di Indonesia, tepatnya di Bandara Soekarno-Hatta, hingga acara pernikahan putrinya pada 14 November, Rizieq selalu berada di keramaian.

Sehingga, dikhawatirkan dia menularkan atau tertular COVID-19. Terlebih, beberapa orang yang ikut kerumunan yang dihadiri Rizieq di Megamendung, Bogor dinyatakan terpapar virus dari Wuhan, China itu.

Rizieq pun dikabarkan sakit setelah rangkaian acara itu. Dia dirawat di Rumah Sakit UMMI (RS UMMI), Bogor, sejak Rabu, 25 November.

Wali Kota Bogor Bima Arya membenarkan perihal Rizieq yang dirawat di rumah sakit tersebut. Hal itu diketahui setelah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit.

"Saya sudah komunikasi dengan pimpinan RS Ummi. Betul, Habib Rizieq masuk (rumah sakit) kemarin," ujar Bima Arya kepada VOI, Kamis, 26 November.

Tapi soal kondisi Rizieq, Bima belum bisa menjelaskannya secara mendetail. Sebab, tim dokter masih memeriksanya. Hanya saja, dari informasi yang didapat jika pentolan FPI dalam kondisi baik.

Alasan Rizieq Shihab dirawat ke rumah sakit karena kelelahan. Kemungkinan staminanya menurun karena dipadatkan aktifitas usai tiba di Indonesia dari Arab Saudi.

"Sudah dilakukan pemeriksaan, dan sejauh ini kondisi kesehatannya baik. Tapi masih akan terus diobservasi," ungkapnya.

Rizieq Shihab saat menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, Jakarta (Tangkap layar dari channel YouTube Front TV)

Meski kondisi Rizieq dikatakan baik, Bima meminta agar pentolan FPI itu menjalani tes swab. Tujuannya, untuk memastikan apakah Rizieq negatif atau positif COVID-19. Setelah hasilnya diketahui, pemerintah bisa menentukan langkah selanjutnya karena Rizieq melakukan kontak dengan banyak orang. 

Tapi berdasarkan laporan dari Tim Dinas Kesehatan Kota Bogor, pihak keluarga dari Imam Besar FPI itu menolak jika Rizieq menjalani tes swab. Bahkan, tak disebutkan alasan mengapa mereka menolaknya.

"Saya mendapat laporan dari Tim Dinas Kesehatan yang tadi sore datang ke RS UMMI, untuk membicarakan soal tes swab kepada Habib Rizieq," kata dia.

"Saya akan mendatangi rumah sakit untuk meminta klarifikasi, mengapa menolak," sambungnya.

Belakangan, Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor melaporkan Direktur Utama dan Manajemen Rumah Sakit UMMI Kota Bogor ke Polresta Bogor Kota dengan dugaan menghambat dan menghalang-halangi tugas Satgas COVID-19 dalam menanggulangi penyebaran penyakit menular.

Ketua Bidang Penegakan Hukum dan Kedisiplinan Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor Agustiansyah mengatakan, di Kota Bogor, Sabtu, laporan ke Polresta Bogor Kota itu dilakukan setelah menunggu janji yang disampaikan oleh Manajemen Rumah Sakit UMMI tapi tidak kunjungi dipenuhi.

Klaim FPI soal Kondisi Rizieq Shihab

Dengan maraknya isu Rizieq Shihab sakit dan mesti dirawat di rumah sakit, Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif dengan tegas membantahnya. Dia bilang, Rizieq dalam keadaan sehat.

Pentolan FPI itu datang ke rumah sakit hanya untuk pemeriksaan biasa. Sehingga, isu yang beredar tidaklah benar.

"Alhamdulillah, beliau (Rizieq) sehat, hanya general check saja," ungkapnya.

Sekretaris Bantuan Hukum DPP FPI, Aziz Yanuar menjelaskan, alasan di balik pihak keluarga menolak Rizieq menjalani swab dari tim Dinas Kesehatan Kota Bogor lantaran sudah pernah dites swab.

Aziz bilang, Rizieq telah menjalankan uji usap pada Minggu, 22 November. Tapi memang Rizieq tak berkenan jika hasilnya disebar luaskan. Alasannya, hasil pemeriksan hanya untuk konsumsi pribadinya.

"Alhamdulillah sehat (kondisi Rizieq). Beliau menolak dipublikasikan (hasil swab) sesuai Undang-Undang dan HAM," tandas dia.

Rizieq Keluar Rumah Sakit

Kemarin, Minggu, 29 November, Rizieq dikabarkan tak ada di RS UMMI. Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Erdi A Chaniago mengatakan, Rizieq memang keluar dari rumah keluar dari RS UMMI sekitar pukul 21.00 WIB pada Sabtu, 28 November.

"Ini sedang didalami oleh Polresta Bogor, memang infonya seperti itu, bahwa pasien di RS Ummi itu (Rizieq Shihab, red) jam 21.00 WIB, Sabtu malam, 28 November, keluar," kata Chaniago kepada wartawan, Minggu, 29 November.

Kata dia, Rizieq diduga keluar dari pintu belakang rumah sakit tersebut. Kepergian Rizieq yang diduga dilakukan secara sembunyi-sembunyi ini juga tidak diketahui oleh Satgas Penanganan COVID-19.

Sejumlah informasi yang dihimpun juga menyatakan hal yang sama. Berdasarkan pengakuan seorang petugas keamanan rumah sakit tersebut, Rizieq keluar lewat pintu belakang rumah sakit yang menjadi gudang obat. Hanya saja, tak diketahui pasti kendaraan yang mengangkut pentolan FPI tersebut. 

Setelah mengetahui kepergian tersebut, pihak keamanan kemudian melakukan pengecekan terhadap kamar tempat Rizieq dirawat dan benar dia telah pergi dari RS UMMI.

Pengacara FPI Azis Yanuar. Menurutnya, Rizieq pulang karena keadaannya sudah sehat. Dia menolak disebut Rizieq kabur dari rumah sakit.

"Habib Rizieq Shihab (saat ini, red) sudah pulang," kata Azis. 

RS UMMI (Foto: Antara)

Dikecam pemerintah

Langkah Rizieq ini dikecam pemerintah. Rizieq dianggap tidak kooperatif tentang pelaksanaan tes swab ini.

Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) mengatakan, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tak perlu menolak pelaksanaan uji usap jika merasa sehat. 

"Kalau merasa diri sehat seharusnya tidak keberatan," kata Mahfud.

Mahfud mengatakan, uji usap yang dilakukan sebagai langkah pelacakan kontak ini sebenarnya memiliki manfaat karena dia kerap mendatangi acara yang dikerumuni pendukungnya.

"Ini demi keselamatan bersama apalagi Rizieq ini tokoh yang sering ada di kerumunan. Bisa saja dia ditularkan," tegasnya.

Lebih lanjut, Mahfud mengatakan tindakan testing, tracing, dan treatment atau yang biasa disebut 3T ini adalah langkah untuk mengendalikan penularan COVID-19 selain pelaksanaan 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. 

Hal ini juga harus dilakukan oleh siapapun tanpa terkecuali termasuk Rizieq Shihab.

"Ini merupakan tindakan kemanusiaan dan nondiskriminatif. Sehingga siapapun wajib mendukungnya. Pemerintah akan melakukan langkah dan tindakan tegas bagi siapapun yang melanggar ketentuan yang membahayakan keselamatan dan kesehatan masyarakat," ungkapnya.

Menko Polhukam Mahfud MD