JAKARTA - Beberapa waktu lalu, Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu mengatakan sekitar 6.000-an lebih orang yang duduk sebagai komisaris maupun direksi di seluruh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah orang-orang titipan. Hal ini merujuk pada beberapa orang yang ditujuk menjadi komisaris ataupun direksi BUMN yang sebelumnya adalah orang kepercayaan atau pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Pernyataan Adian mungkin benar adanya. Baru-baru ini hanya dalam rentang waktu sebulan, tiga orang yang pernah menjadi relawan Jokowi, ditunjuk menjadi komisaris perusahaan pelat merah, yakni Eko Sulistyo, Dyah Kartika Rini, dan Ulin Yusron.
Ya, posisi komisaris ataupun direksi BUMN seakan jadi tempat politik balas budi. Ketiga sosok tadi bisa duduk di kursi empuk BUMN --mungkin saja-- karena sukses membuat Jokowi kembali menjadi RI 1.
Namun hal tersebut pernah dibantah oleh Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga. Arya mengatakan, jabatan komisaris ataupun direksi dipilih secara profesional.
Arya juga menyebutkan bahwa pernyataan Adian keliru. Pasalnya, posisi strategis sebagai komisaris ataupun direksi tidak bisa diisi sembarang orang, alias harus punya rekam jejak yang jelas dan punya pengalaman di industri yang bersangkutan.
Perombakan Besar-Besaran ala Erick
Menteri BUMN Erick Thohir sendiri adalah ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) untuk Pilpres 2019. Dan sejak diangkat menjadi menteri BUMN, dia melakukan perombakan besar-besaran di jajaran komisaris maupun direksi perusahaan pelat merah.
Namun, langkah Erick pun menjadi sorotan publik. Erick memang sudah menegaskan, pemilihan direksi dan komisaris sejumlah perusahaan pelat merah juga mengikuti beberapa proses yang berlaku, sehingga menurutnya, transparansi pasti terjamin.
"Ini yang menarik, pemilihan direksi dan komisaris itu kita ada proses. Satu, ada proses assesment yang harus diikuti. Contoh direksi dan komisaris harus berakhlak. Tapi di sini kami juga masukkan direksi dan komisaris harus mengerti digital leadership, global business safety, customer focus, dan building strategic partnership," tuturnya pada Kamis, 18 Juni 2020 lalu.
Selain itu, Erick mengatakan, calon direksi dan komisaris juga harus menjunjung tinggi prinsip good corporate governance. Tak hanya itu, pemegang jabatan di perusahaan BUMN juga harus memiliki hubungan yang baik dengan lembaga terkait selain menyajikan kebutuhan pasar saat ini.
"Jadi selain memang dites dan mengikuti prosedur sebelumnya. Kami juga tambahkan dengan prosedur yang baru, karena good corporate governance itu penting. Kan tidak mungkin BUMN Karya tidak punya hubungan dengan Pak Basuki di PUPR, enggak mungkin. Nah ini yang kami coba pastikan," ucapnya.
Ketika bongkar pasang tersebut dijalankan, publik pun bertanya-tanya apakah benar komisaris atau direksi sudah menjalankan proses yang dikatakan Erick? Pasalnya, ada komisaris ataupun petinggi-petinggi di BUMN yang hanya 'bermodalkan' pernah jadi pendukung atau relawan Jokowi:
Berikut ini kami tampilkan tujuh contoh sosok 'pengabdi' Jokowi yang ada di lingkaran BUMN:
1. Fadjroel Rachman
Fadjroel Rachman saat ini menjabat sebagai Juru Bicara (Jubir) Presiden Jokowi. Sebelumnya, ia pernah ada di kursi Komisaris Utama BUMN konstruksi terkemuka, PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Dan pada Juni 2020 lalu, Fadjroel ditunjuk sebagai komisaris BUMN konstruksi lainnya, yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
2. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini adalah salah seorang pejabat yang namanya dikenal selalu berada di lingkaran Jokowi. Apalagi saat ia pernah menjadi wakil Jokowi di Provinsi DKI Jakarta beberapa tahun lalu.
Pada November 2019, Ahok pun dipilih Menteri BUMN Erick Thohir untuk menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina. Sosok Ahok yang tegas dinilai mampu membenahi perusahaan migas raksasa Tanah Air itu.
3. Dyah Kartika
Erick Thohir menunjuk Dyah Kartika Rini menjadi Komisaris Independen PT Jasa Raharja (Persero), di mana hal itu terungkap di unggahan Instagram Jasa Raharja yang dikutip Rabu 28 Oktober. Dyah sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Komisaris PT Danareksa (Persero)
BACA JUGA:
Sebelumnya Dyah merupakan relawan Jokowi saat mengikuti Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2012 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Perempuan yang dikenal dengan mana Kartika Djoemadi ini juga pernah menjabat sebagai Koordinator Jokowi Advanced Social Media Volunteers.
4. Eko Sulistyo
Eko memang sudah dikenal sebagai pendukung Jokowi sejak Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo. Pada Pilpres 2019, dia menjadi relawan tim pemenangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
Kemudian, Eko masuk ke lingkar istana dengan menjabat sebagai Deputi IV di Kantor Staf Presiden. Dan saat ini, Eko baru saja diangkat sebagai komisaris PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada 9 Oktober 2020,
5. Ulin Yusron
Ulin Yusron adalah sosok loyalis Jokowi yang ditunjuk Erick Thohir menjadi Komisaris Independen PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development (ITDC). Ulin Yusron menggantikan Donni Aldian pada 8 Oktober 2020 lalu.
Sebelum berkarier di dunia politik, Ulin Yusron adalah wartawan di Mingguan Ekonomi dan Bisnis Kontan hingga 2008. Kemudian, dirinya mendirikan situs beritasatu.com hingga 2013.
Ulin Yusron diketahui sebagai salah satu anggota tim media sosial pasangan calon Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019.
6. Triawan Munaf
Triawan Munaf adalah Kepala Badan Ekonomi Kreatif pada periode pertama Presiden Jokowi menjadi RI 1. Dan pada Pilpres 2019, Triawan masuk ke dalam tim kampanye pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Jokowi pun sukses menang pada Pilpres tahun lalu. Triawan pun 'dihadiahi' jabatan pada 2020, di mana dirinya diangkat menjadi Komisaris Utama maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
7. Yenny Wahid
Selain Kartika Doemaidi sosok perempuan yang juga masuk ke dalam lingkar Jokowi adalah putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid. Pada Pilpres 2019, ia memutuskan memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Meski dirinya bukan anggota tim sukses, namun ia ikut turun langsung dalam kampanye pasangan Jokowi-Ma'ruf. Dan pada Januari 2020 lalu, Yenny pun dipilih menduduki jabatan sebagai Komisaris independen PT Garuda Indonesia (Persero).