JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menggelorakan Jakarta International Stadium (JIS). Anies begitu bangga pada stadion bertaraf internasional yang pertama kali digagas era Gubernur DKI Fauzi Bowo pada 2008 ini.
Lewat akun Instagramnya, Anies menyampaikan 93 persen pembangunan JIS sudah tuntas. Postingan tersebut juga menjadi perbincangan karena beberapa menanggap sang Gubernur tengah membalas kritik-kritik Ketua Umum PSI, Giring Ganesha.
"Spektakuler! Melihat penampilan band Nidji saat uji coba sound system JIS semalam, sambil inspeksi 93 persen ketuntasan pembangunan stadion. Musiknya menggelegar, suaranya merdu, tidak ada sumbang-sumbangnya," ujar Anies.
Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu memang kerap membanggakan pembangunan JIS. Akhir tahun lalu misalnya, ia mengajak warga DKI Jakarta berbondong-bondong mengunjungi JIS. Sebab fasilitas tersebut, kata Anies memang dibangun dari pajak warga Jakarta.
"JIS adalah kebanggaan bagi warga Jakarta. Ini dibiayai lewat uang pajak dari seluruh warga Jakarta. Jadi, bukan hadiah dari perusahaan A, perusahaan B, tapi ini sebuah kerja besar dari pajak rakyat Jakarta dan kita boleh bersyukur, boleh bangga," kata Anies 12 Desember tahun lalu.
Anies bilang, pembangunan JIS adalah sebuah proyek yang masif. Bagaimana tidak, Anies menyebut proyek yang dikerjakan sejak 2019 ini melibatkan setidaknya 4.000 pekerja. Ia juga memaparkan bagaimana salah satu pekerjaan berat, yakni pengangkatan rangka atap baja seberat 3.900 ton telah berhasil dilalui.
"Ini proses masif yang membutuhkan lebih dari sekadar kerja keras, tapi kerja penuh ilmu pengetahuan, kerja penuh akurasi, penuh perencanaan. Boleh kita katakan bahwa ini adalah suatu proyek yang mengagumkan dari 2019 ke 2021 ini."
Digagas Foke
Mengutip Harian Kompas edisi 10 Desember 2008, ide pembangunan ini bermula dari rencana Pemprov DKI era Gubernur Fauzi Bowo atau Foke, mengubah Taman BMW menjadi stadion olahraga. Untuk mempersiapkannya, Pemprov DKI telah menggusur bangunan-bangunan liar pada periode Agustus dan Oktober 2008.
Ada sekitar 200 gubuk liar yang dirobohkan secara paksa. Puing-puing bangunan dibakar petugas ketentraman dan ketertiban Pemprov DKI.
Setelah "membuka" lahan, pembangunan pun dimulai pada 2009. Stadion sepak bola itu bakal dibangun dengan kapasitas tampung sekitar 40.000 penonton.
Selain itu juga akan dibangun lapangan voli pasir dan sepak bola pasir untuk acara resmi, serta dua lapangan terbuka yang dibangun untuk masyarakat umum. Sementara danau di Taman BMW juga akan dibenahi untuk menunjang olahraga ski air.
Pembangunan stadion cikal bakal JIS bukan tanpa hambatan. Masih dikutip Kompas, pada 2010 rencana pembangunan stadion di Taman BMW sempat terhambat sengketa kepemilikan tanah.
Warga bernama Donald Guilame Wolfe mengklaim memiliki sebagian tanah Taman BMW. Ia mengaku tanah itu hasil warisan orangtuanya. Mereka lantas meminta ganti rugi atas tanah tersebut sebelum stadion dibangun. Pembangunan pun tertunda.
Kembali dicanangkan Jokowi
Kemudian pada 2014, Presiden Joko Widodo, saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, 28 Mei 2014, kembali mencanangkan pembangunan stadion di Taman BMW. Waktu itu Jokowi bilang Pemprov DKI akan mematangkan lahan sebelum pembangunan dimulai.
Sementara itu, urusan sertifikat tanah di Taman BMW yang sempat berpolemik diurus Pemprov DKI. Namun hingga Jokowi menjadi presiden, pembangunan stadion BMW tak kunjung berjalan.
Setelah memenangi gugatan sengketa lahan pada Juni 2015, dan mengantongi sertifikat hak pakai yang terbit pada 18 Agustus, 2017, Gubernur Djarot Saiful Hidayat kembali mencanangkan stadion BMW. Namun, seperti yang sudah-sudah, tetap saja pembangunan belum terealisasi.
Sampai pada 14 Maret 2019, Gubernur Anies Baswedan mengikuti langkah dua pendahulunya untuk membangun stadion kelas internasional. Pemprov DKI sempat mendapat gugatan sengketa lahan dari PT Buana Permata Hijau atas dua sertifikat yang dikantongi.
Meski begitu, Pemprov DKI kembali mengajukan banding intervensi ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) Jakarta. PTTUN Jakarta mengabulkan permohonan banding pada 30 September 2019. Dan pembangunan JIS itu terus berjalan sampai detik ini.
*Baca Informasi lain tentang JIS baca tulisan menarik lain dari Ramdan Febrian Arifin.