JAKARTA - Pemerintah Ethiopia menuduh para pejuang dari Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) telah membunuh lebih dari 100 pemuda di kota Kombolcha. Kedua pihak saling mengklaim menguasai kota di wilayah Amhara negara itu.
Dilansir dari Al Jazeera, Senin 1 November, Pemerintah bilang para pemuda itu dieksekusi dengan cepat oleh kelompok itu. Peristiwa ini terjadi ketika baku tembak selama berjam-jam di kota yang dimulai pada malam sebelumnya.
“Masyarakat internasional seharusnya tidak menutup mata terhadap kekejaman semacam itu,” kata layanan komunikasi pemerintah di Twitter.
TPLF tidak segera menanggapi tuduhan pemerintah, yang muncul beberapa jam setelah juru bicara TPLF mengklaim kelompok itu telah merebut Kombolcha dan bandaranya.
Pemerintah, bagaimanapun, telah menentang klaim pemberontak bahwa TPLF menguasai kota, sekitar 380km (235 mil) utara ibukota, Addis Ababa.
Untuk diketahui, perang meletus di Tigray hampir setahun lalu antara militer Ethiopia dan TPLF, partai politik yang menguasai wilayah itu, menewaskan ribuan orang dan memaksa lebih dari dua juta orang mengungsi.
BACA JUGA:
Pasukan Tigrayan pada awalnya dipukul mundur, tetapi merebut kembali sebagian besar wilayah pada bulan Juli dan didorong ke wilayah tetangga Amhara dan Afar, menggusur ratusan ribu lainnya.
Beberapa waktu lalu, pasukan Tigrayan mengatakan militer telah melancarkan serangan darat untuk mendorong mereka keluar dari Amhara. Militer mengakui pada hari Kamis ada pertempuran sengit di sana, tetapi menuduh pasukan Tigrayan yang memulainya.