JAKARTA - Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), Bambang Rukminto, menanggapi data Kompolnas bahwa tren aduan atau keluhan masyarakat terhadap kinerja kepolisian tak meningkat meski banyak kontroversi dalam beberapa waktu terakhir.
Bambang tak menyanggah data tersebut. Bambang justru mengamini karena ia melihat masyarakat sudah apatis hingga enggan melaporkan keluhan kinerja polisi ke lembaga aduan.
"Masyarakat ini relatif apatis untuk melaporkan keluhannya kepada lembaga yang sudah ada," kata Bambang dalam diskusi virtual, dikutip pada Senin, 1 November.
Saat ini, menurut Bambang, masyarakat lebih memilih untuk menyampaikan keluhannya di ruang publik, yakni media sosial dan memviralkannya.
Sebab, ia memandang, sudah banyak masyarakat yang memandang mesos lebih efektif sebagai jalan keluar dari persoalan mereka. Sebab, hal ini lebih cepat menyedot perhatian banyak orang.
BACA JUGA:
"Terjadinya viral itu karena masyarakat tidak menemukan sesuatu yang dirasa sesuai dengan keinginannya itu. Makanya mereka lebih baik mengunggah ke media sosial," ungkapnya.
Ia mencontohkan kasus pemukulan yang dilakukan Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar karena menendang anggotanya, Brigadir SL di Mapolres Nunukan. Alih-alih melaporkan ke Propam Polri, SL menyebarkan video pemukukan di medsos hingga viral.
"Salah satu contoh kasus di Nunukan ini, dia lebih memilih memviralkan daripada lapor ke Propam. Artinya, memang ada sesuatu yang salah di internal kepolisian terkait mekanisme keluhan-keluhan seperti itu. Artinya, publik juga belum percaya dengan institusi ini untuk menangani keluhan keluhannya dengan lebih baik," jelas Bambang.
Sebelumnya, Anggota Kompolnas Poengky Indarti menyebut tren laporan keluhan masyarakat terhadap kinerja anggota kepolisian pada tahun ini, khususnya saat kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebetulnya tidak meningkat dari tahun lalu.
Poengky menjelaskan, aduan masyarakat yang diterima Kompolnas atas kinerja polisi dari tahun ke tahun berkisar pada 3.000 sampai 3.500 laporan. Angka tersebut pun tak lebih 1 persen dari jumlah anggota polisi yang ada di Indonesia.
Lagipula, berdasarkan klarifikasi yang dilakukan, ternyata tak semua aduan yang masuk ke Kompolnas sesuai dengan apa yang dilaporkan. "Ketika kami klarifikasi, ada yang benar, ada yang enggak," ungkap Poengky.