Bagikan:

PAPUA - Panglima Kodam XVIII/Kasuari, Mayor Jenderal I Nyoman Çantiasa mengajak masyarakat asli Papua di Papua Barat perkuat ketahanan adat dalam bingkai NKRI dari pengaruh luar budaya asing.

"Ketahanan masyarakat adat harus dijaga sebagai modal keutuhan bangsa ini dari pengaruh luar budaya asing yang saat ini semakin kuat," ujar Pangdam dalam diskusi refleksi hari Sumpah Pemuda ke-93 di Manokwari, Antara, Kamis, 28 Oktober. .

Refleksi hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021 dikemas Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua Barat melalui forum para masyarakat adat, dengan mengusung tema 'Mengawal Otonomi Khusus dalam bingkai NKRI demi pembangunan berkelanjutan di Papua Barat.

Pada kesempatan itu, Çantiasa mengatakan, pemerintah bersama LMA harus satu visi, sehingga masyarakat terlibat aktif dalam mengisi pembangunan di provinsi ini.

“Kita sebagai masyarakat adat Papua harus aktif di semua bidang untuk menjadi masyarakat yang unggul dalam percepatan pembangunan," kata dia.

Ia juga memaparkan keberhasilan dan manfaat otsus bidang sumberdaya manusia yang nampak di provinsi ini melalui penerimaan 1.000 Bintara Otsus Orang Asli Papua, juga membangun SMA Taruna Kasuari Nusantara.

Terkait dengan peran adat di bidang Ipoleksosbud dan Hankam, ia menegaskan, ideologi yang ada saat ini di Indonesia adalah ideologi Pancasila dan harus dijunjung tinggi termasuk di Papua Barat.

“Adat sebagai perantara antara Pemerintah dengan masyarakat, oleh karena itu adat istiadat dan budaya orang Papua harus tetap di jaga dibawah ideologi Pancasila," ujar dia.

Ia juga mengapresiasi peran LMA sebagai mitra dan alat kontrol Adat dan Pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga persatuan dan kesatuan di daerah.

“Jangan lupa kita punya adat dan budaya serta tradisi karena tradisi itu sesuatu yang sudah diuji kebenarannya dari para leluhur kita tinggal melanjutkan,” ujarnya.

Sebagai panglima Kodam, ia menjelaskan salah satu tugasnya dalam Operasi Militer Selain Perang adalah membantu pemerintah daerah. Salah satu yang dilaksanakan adalah mengangkat adat. “Saya tidak ingin adat budaya yang ada di tanah Papua ini menjadi hilang,” katanya.