Bagikan:

JAKARTA - Aktivis Nahdlatul Ulama (NU), Mohamad Guntur Romli menilai, ucapan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kementerian Agama merupakan 'hadiah negara' untuk Nahdlatul Ulama (NU) adalah hal yang biasa saja.

Ungkapan ini harus dipandang sebagai bentuk canda atau percakapan internal antara Menag Yaqut dan kader NU.

"Dan ini disampaikan untuk kalangan NU. Kalau kalangan NU merasa geer (Bangga), itu biasa saja," Guntur Romli dikutip dari kanal Youtube Cokro TV, Rabu, 27 Oktober.

Toh sejak dilantik sebagai Menag, pernyataan Gus Yaqut --sapaan akrab Menag-- telah membuat kontroversi dengan menyebut kementerian yang dipimpin adalah milik semua agama. Atau sikap tegas Gus Yaqut pada kelompok minoritas.

"Jadi memang harus ada kontroversi harus ada percakapan ke publik. Jangan sampai kita punya menteri agama diam-diam ditangkap KPK, itu kan tidak baik, masalah. Bayangkan saja kalau menteri agama itu dari FPI coba aja atau dari ISIS, apa jadinya negara ini? Syukur jatuh kepada NU dan NU-nya itu NU yang progresif NU yang warisannya Gus Dur," terang Gun Romli.

Tak hanya NU, menurut Gun Romli, semua kelompok Islam seperti Muhammadiyah juga bisa memimpin Kemenag.

Namun harus ditegaskan kelompok Islam yang menghargai kemerdekaan atau merefleksikan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin baru bisa duduk di posisi tersebut.

"Karena semua orang mengaku Islam, teroris juga mengaku Islam, pelaku kekerasan mengaku Islam, ada yang mengaku pembela Islam. Yang benar-benar mencerminkan Islam rahmatan lil ‘alamin, disitu adalah kelompok NU tentu saja bersama kelompok yang lain, Muhammadiyah," terang dia.