Survei Indikator: Mayoritas Pemilih Muda Anggap Perubahan Iklim Akibat Ulah Manusia
ILUSTRASI/DOK VOI

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia bersama Yayasan Indonesia Cerah merilis jajak pendapat mengenai persepsi pemilih anak muda, yakni Gen-Z dan milenial, terkait isu perubahan iklim dunia.

Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, mayoritas pemilih pada kelompok usia 17 sampai 35 tahun ini memandang bahwa perubahan iklim paling tinggi disebabkan oleh ulah manusia.

"Sebagian besar responden anak muda mengatakan iklim dunia berubah sebagai akibat dari aktivitas menusia dan manusia perlu mengatasinya," kata Burhanuddin dalam pemaparan survei virtual, Rabu, 27 Oktober.

Hasilnya, faktor ulah manusia paling berpengaruh dalam perubahan iklim dinyatakan oleh 62 persen responden berusia 17 sampai 26 tahun dan 61 persen responden berusia 27-36 tahun.

"Ini masukan penting yang menurut saya krusial. Ada kerendahan hati dari responden kita untuk mengakui bahwa manusia yang menyebabkannya, dan karenanya perlu mengatasinya secara kolektif," jelas Burhanuddin.

Selanjutnya, Indikator juga melakukan survei mengenai seberapa serius masalah perubahan iklim dunia. Survei ini menggunakan skala 1 (sama sekali bukan masalah serius) hingga 10 (masalah sangat serius).

"Hasilnya, nilai meannya (rata-rata) adalah 6,7. Berarti lebih dekat ke angka 10 ketimbang ke angka 1. Jadi, ini persoalan serius di mata anak muda," paparnya.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan dalam rentang tanggal 9 sampai 16 September 2021. Sampel dipilih sepenuhnya secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling.

Responden yang mengikuti survei sebanyak 4.020 responden, dengan rincian 3.216 responden berusia 17-26 tahun dan 804 responden berusia 27-35 tahun. Tingkat kepercayaan survei ini sebesar 95 persen.