JAKARTA - Posisi Juru Bicara Presiden (Jubir Presiden) kosong selepas Fadjroel Rachman dilantik menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan. Presiden Jokowi pun diminta segera menunjuk pengganti Fadjroel.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelora Fahri Hamzah, menilai jubir presiden nantinya harus benar-benar mampu menyosialisasikan ide pemerintah.
"Jangan taruh figur yang ecek-ecek juga, harus betul-betul solid. Supaya Presiden terbantu di dalam menyosialisasikan ide-ide pemerintah," ujar Fahri Hamzah, Senin, 25 Oktober..
Mantan Wakil Ketua DPR itu menyarankan agar Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung ditunjuk sebagai pengganti Fadjroel Rachman.
BACA JUGA:
Alasannya, kata dia, agar jubir presiden memiliki akses dan dapat mengikuti rapat-rapat kabinet untuk kemudian menyampaikan apa yang ada di dalam rapat kepada publik.
"Saya mengharapakan Menseskab merangkap jubir itu," ungkap Fahri.
Fahri Hamzah juga meminta Presiden Jokowi mencontoh sistem jubir presiden dari Amerika Serikat. Di mana, kata Fahri, jabatan jubir dibuat menjadi setingkat menteri.
"Jubir itu harus ada dalam rapat kabinet. Makanya di Amerika Serikat kan jubir itu kan setingkat menteri, Press Secretary namanya ya kan. Harusnya begitu," pungkas Fahri Hamzah.