Bagikan:

JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo angkat bicara mengenai aksi massa yang menolak kebijakan rapid test dan swab test di Bali pada Minggu, 26 Juli kemarin. Doni menyebut masyarakat yang menolak pengujian tersebut harus dipanggil dan diberikan pengertian.

"Kami sudah koordinasi dengan beberapa tokoh di Bali. Mereka yang masih menentang penggunaan rapid test maupun swab PCR test hendaknya dipanggil dan diberikan penjelasan," kata Doni dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Kabinet, Senin, 27 Juli.

Doni menegaskan mereka harus diberikan penjelasan bahwa swab test maupun rapid test bertujuan untuk melakukan pemantauan terhadap masyarakat agar terhindar dari penyebaran COVID-19. 

"PCR test, atau sementara rapid test untuk daerah yang tidak memiliki alat PCR berguna untuk screening seseorang menderita COVID-19 atau memiliki virus atau belum," tegasnya.

"Kalau masih sehat ternyata positif ini dapat membahayakan yang lain, kalau seandainya seorang muda punya mobilitas tinggi berada di rumah yang rentan sangat mungkin keluarga tersebut berpotensi tertular," imbuh Kepala Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) tersebut.

Lebih lanjut dia mengatakan semua masyarakat hendaknya berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Sebab, dalam beberapa minggu terakhir ini angka kasus baru COVID-19 tidak pernah kurang dari 1.000 kasus tiap harinya.

Doni berpesan masyarakat harusnya berani mengingatkan sesamanya yang tak patuh dalam menjalankan protokol kesehatan. "Kita enggak cukup disiplin sendiri. Kita tanggung jawab. Orang lain disiplin," ungkap dia sambil meminta masyarakat untuk mengajak dua orang di sekitarnya untuk terus menjaga protokol kesehatan.

Sebab, jika setiap orang dapat berdisiplin menjalankan protokol kesehatan maka penularan COVID-19 dapat ditekan.

Diketahui, pada Minggu, 26 Juli kemarin massa yang menamakan diri sebagai Masyarakat Nusantara Sehat (Manusa) menggelar aksi tolak kebijakan rapid test dan swab test polymerase chain reaction sebagai syarat administrasi untuk melakukan perjalanan.

Mereka menduga, rapid dan swab test tersebut menjadi ladang bisnis bukan untuk mencegah penularan COVID-19.

Salah satu yang ikut dalam aksi itu adalah I Gede Ari Astina alias JerinxSID. Drumer SID menyuarakan agar rapid dan swab test corona atau COVID-19 sebagai syarat administrasi harus ditiadakan.

"MENJADI MANUSA! AKSI BALI TOLAK RAPID/SWAB!," ungkap Jerinx SID lewat akun Instagram miliknya, Minggu 26 Juli.