JAKARTA - Selain bekerja sama dengan perusahaan farmasi, Indonesia juga berencana untuk membuat vaksin COVID-19 secara mandiri. Rencananya, Lembaga biologi molekuler Eijkman akan mengembangkan vaksin Merah Putih penangkal COVID-19 pada tahun 2021.
Melansir Antara, Kepala Lembaga Biologi Molekuler EIjkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan, pihaknya telah melakukan penelitian dari amplifikasi gen COVID-19. Berdasarkan amplifikasi genetika yang telah dilakukan kloning itu, sudah diujicobakan ke dalam sel mamalia.
"Diharapkan bisa selesai kemungkinan pada awal tahun 2021, sekitar Bulan Februari atau Maret," kata Prof Amin, Senin, 27 Juli.
BACA JUGA:
Saat ini Lembaga Eijkman masih menunggu perkembangan dari sel mamalia yang telah diinjeksikan gen COVID-19 untuk menghasilkan, protein rekombinan yang telah didesain. Protein rekombinan ini kemudian akan menjadi antigen.
"Kalau protein rekombinan ini sudah selesai dihasilkan dan kemudian telah dipurifikasi, maka kami baru bisa mulai melakukan uji coba kepada hewan percobaan yang kemungkinan baru akan dimulai sekitar 2-3 bulan ke depan dan setelah uji coba kepada hewan ini selesai maka bibit vaksin Merah Putih ini baru bisa kami serahkan kepada Bio Farma," jelasnya.
Saat ini perkembangan vaksin Merah Putih telah mencapai sekitar 30 persen dari keseluruhan proses. Walapun belum 100 persen selesai antigen tersebut, namun capaian progres sekitar 30 persen itu merupakan fondasi dari penelitian vaksin itu sendiri.
"Kalau hal ini sudah selesai maka ke depannya diharapkan lebih cepat," kata Prof Amin.
Untuk menangani COVID-19 secara mandiri, Indonesia mengembangkan calon vaksin bernama Merah Putih. Kerja sama penelitian vaksin tersebut dilakukan antara Lembaga Eijkman, LIPI, Bio Farma, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Tim Percepatan Vaksin Nasional yang terdiri dari Kemenristek, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian BUMN.