JAKARTA - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan pihaknya akan menerima seed atau bibit vaksin Merah Putih dari Eijkman pada Maret atau April mendatang.
Selanjutnya, Bio Farma akan segera melakukan uji klinis ke Mamalia serta uji klinis tahap I hingga tahap III.
"Kalau semua berjalan lancar kemungkinan produksi vaksin merah putih akan bisa kita lakukan pada kuartal III 2022," ujar Honesti saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 29 Maret.
Menurut Honesti, kehadiran vaksin merah putih merupakan upaya pemerintah dalam mewujudkan kemandirian dalam penanganan pandemi COVID-19.Selama ini, kata dia, Indonesia masih bergantung pada produsen vaksin luar, baik importasi vaksin jadi maupun importasi bahan baku vaksin.
"Ini untuk mengurangi ketergantungan impor dan strategi untuk kemandirian. Kalau kecepatan memang andalkan vaksin dan bahan baku yang kita impor," katanya.
BACA JUGA:
Namun, Honesti mengatakan, persoalan relawan akan menjadi tantangan dalam uji klinis. Sebab kata dia, banyak orang yang sudah mendapatkan vaksinasi sehingga tak dapat menjadi relawan uji klinis.
Meski begitu, kata dia, Bio Farma, akan bekerja sama dengan negara-negera tetangga untuk melakukan uji klinis bersama sebagai jalan keluarnya.
Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio telah menjelaskan perkembangan vaksin Merah Putih memasuki batas waktu yang sudah ditargetkan pada Maret.
“Akhir Maret ini, sudah dalam proses transisi penyerahan bibit vaksin itu ke PT Bio Farma,” ujarnya Selasa, 16 Maret 2021.
LBM Eijkman merupakan salah satu dari enam lembaga yang mengembangkan vaksin COVID-19 secara lokal. Lima institusi lainnya adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Airlangga (Unair).
LBM Eijkman juga disebut-sebut sebagai pengembang vaksin Merah Putih tercepat dibandingkan institusi lainnya.