Doni Monardo Belum Bisa Pastikan Puncak Penyebaran COVID-19 di Indonesia
Pandemi Covid-19 membuat banyak orang keranjingan bersepeda (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan pihaknya belum bisa memastikan kapan puncak penyebaran COVID-19 di Indonesia. Hal ini karena jumlah penambahan kasus di tiap daerah fluktuatif sehingga puncak penyebaran tak dapat diprediksi.

"Kami belum tahu puncaknya kapan tiba karena melihat perkembangan ada daerah yang terjadi penurunan dan ada peningkatan. Ini fluktuatif," kata Doni dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring di akun YouTube Sekretariat Kabinet, Senin, 27 Juli.

Namun, Kepala Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) ini menegaskan bahwa COVID-19 yang kini telah menjangkiti jutaan orang di dunia merupakan ancaman nyata dan berbahaya. 

"COVID ini suatu virus yang sangat bahaya. Dalam kesempatan saya sering katakan, mohon maaf, kalau ini agak keras. COVID ini ibarat malaikat pencabut nyawa," tegas Doni.

Dia berharap tak ada lagi masyarakat di Indonesia yang menganggap COVID-19 sebagai suatu penyakit rekayasa maupun konspirasi. "Korban di seluruh dunia mencapai 600 ribu orang. Seluruh masyarakat harus sadar bahwa ini bukan konspirasi, bukan rekayasa," ujarnya.

"Sejarah tentang flu Spanyol yang melanda tanah air di tahun 1918 harusnya bisa kita jadikan pedoman dan pelajaran," imbuhnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memprediksi puncak penyebaran COVID-19 akan terjadi pada bulan Agustus atau September mendatang. Keyakinan ini dia sampaikan karena melihat angka kasus COVID-19 di Indonesia.

"Kalau melihat angka-angka memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September. Perkiraan akhir," kata Jokowi beberapa waktu yang lalu.

Namun sebelum itu, Presiden Jokowi juga pernah memberikan prediksinya mengenai puncak penyebaran virus ini di tengah masyarakat. Kata dia, COVID-19 kemungkinan akan mencapai puncaknya di bulan Mei sehingga Juli mulai menurun.

Diketahui, penambahan kasus COVID-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan per Minggu, 26 Juli kemarin tercatat ada 1.492 kasus baru konfirmasi positif COVID-19. Sehingga saat ini, jumlah kasus COVID-19 di Indonesia mencapai telah mencapai 98.778.

Data ini mencatat ada lima provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak. Pada urutan pertama, DKI Jakarta menjadi provinsi yang mengalami penambahan sebanyak 384 kasus dan jumlah pasien sembuh sebanyak 161 orang.

Selanjutnya, di urutan kedua terdapat Jawa Timur dengan jumlah 283 kasus dan 363 pasien dinyatakan sembuh. Berikutnya, Sulawesi Selatan mencatatkan 133 kasus positif COVID-19 dan jumlah pasien sembuh mencapai 154 orang.

Kemudian di posisi keempat terdapat Kalimantan Selatan yang mengalami penambahan kasus sebanyak 116 orang dan angka pasien sembuh mencapai 128 orang. Terakhir, di urutan kelima adalah Jawa Tengah dengan penambahan kasus COVID-19 sebanyak 76 orang dan jumlah pasien sembuh mencapai 100 orang.