Bagikan:

JAKARTA - Kepolisian Resor (Polres) Manokwari jajaran Polda Papua Barat memburu orang tak dikenal (OTK) pengibar bendera Bintang Kejora di ujung tower base transceiver station (BTS) setinggi 42 meter di Kampung Ayambori, Manokwari Timur, Selasa.

Kapolres Manokwari AKBP Dadang Kurniawan Winjaya membenarkan pengibaran bendera Bintang Kejora tersebut.

Ia menegaskan polisi sedang memburu pelaku dan otak di balik aksi nekat tersebut.

"Benar ada pengibaran Bintang Kejora di ujung tower BTS di Kampung Ayambori. Dugaan sementara dilakukan OTK yang berseberangan ideologi dengan NKRI," ujar Kapolres dilansir Antara, Selasa, 19 Oktober

Kapolres mengatakan, polisi mengetahui pengibaran tersebut setelah menerima laporan dari masyarakat yang melaporkannya ke Markas Polres Manokwari.

"Masyarakat datang melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Manokwari sekitar pukul 10.00 WIT. Kami langsung bergegas bersama anggota Kodim 1801 Manokwari untuk mengamankan lokasi dan berhasil menurunkan Bintang Kejora sekira pukul 11.15 WIT," ujar Kapolres.

Selanjutnya, Kasat Reskrim Polres Manokwari Iptu Arifal Utama mengatakan, tim penyidik sedang mengumpulkan bahan keterangan dari sejumlah saksi warga Kampung Ayambori.

"Kami masih mengumpulkan bahan keterangan dari saksi-saksi sejumlah warga Kampung Ayambori yang bermukim di sekitar lokasi kejadian. Barang bukti satu buah bendera bersama satu tiang kayu pengikat sudah diamankan ke Polres Manokwari," ujar Arifal.

Kasat juga menjelaskan bahwa lokasi tower BTS berada di sisi jalan utama antara Kampung Ayambori dan kawasan Perumahan Sarinah Manokwari, berjarak kurang lebih 400 meter.

"Dugaan sementara bendera Bintang Kejora dipasang oleh OTK pada Selasa dini hari, memanfaatkan situasi jalan yang sepi dan gelap tanpa lampu jalan," katanya pula.

Dia mengatakan bahwa sampai saat ini situasi Manokwari kondusif pascaperistiwa pengibaran itu. Dia juga mengajak masyarakat tetap tenang tidak mudah terprovokasi dengan situasi yang sengaja dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

"Kami imbau masyarakat tetap tenang, tidak mudah terprovokasi dengan berbagai hasutan secara langsung maupun melalui media sosial. Polisi sedang bekerja untuk mengungkap aktor di balik pengibaran ini," ujar Arifal Utama. .