Bagikan:

YOGYAKARTA - Pemerintah Kota Yogyakarta berencana mengenalkan metode tes COVID-19 yang dinilai lebih ramah terhadap anak dan warga lanjut usia dengan harapan dapat mempertahankan jumlah testing yang tinggi sebagai salah satu upaya penanganan kasus.

“Metode tes PCR swab dengan mengambil sampel dari hidung dan mulut terkadang membuat banyak orang merasa tidak nyaman khususnya anak-anak dan lansia. Makanya, kami akan kenalkan metode baru,” kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dikutip Antara, Rabu, 13 Oktober.

Menurut dia, metode baru tersebut adalah menggunakan sampel air liur sehingga diharapkan lebih nyaman dilakukan oleh lansia dan anak-anak.

“Dengan demikian, kami tetap bisa melakukan testing yang lebih baik. Rencananya, pekan depan akan kami kenalkan,” katanya.

Haryadi menyebut, tracing dan testing di Kota Yogyakarta tetap perlu ditingkatkan untuk memastikan penularan COVID-19 sudah turun dan bisa dikendalikan.

Sementara pada Rabu, 13 Oktober, Kota Yogyakarta mencatat tambahan tiga kasus baru, empat pasien sembuh atau selesai isolasi dan tidak ada pasien meninggal dunia. Dengan demikian, kasus aktif di kota tersebut tercatat 103 kasus.

Sedangkan untuk vaksinasi bagi warga Kota Yogyakarta, lanjut Haryadi, sudah bisa dituntaskan. Yogyakarta sudah mendeklarasikan tuntas vaksin (dosis pertama) pada 7 Oktober.

“Termasuk untuk warga lansia. Mereka mendapat prioritas lebih awal saat program vaksinasi diluncurkan. Jadi, saya berani katakan jika vaksinasi untuk lansia sudah 100 persen,” katanya.

Sedangkan untuk kebutuhan treatment atau perawatan kepada warga yang terkonfirmasi positif COVID-19, Kota Yogyakarta tetap mengoperasionalkan dua selter penanganan yaitu Selter Tegalrejo dan Selter Gemawang.

“Jika ada warga yang terkonfirmasi positif maka akan langsung direkomendasikan untuk dirawat di selter guna meminimalisasi potensi penularan di keluarga dan wilayah,” kata Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi.

Saat ini, Selter Tegalrejo yang memiliki kapasitas 84 pasien hanya merawat lima pasien dan Selter Gemawang sudah tidak lagi menerima pasien namun tetap disiagakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.