JAKARTA - Saat ini, pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di tiap wilayah sudah bisa melaksanakan pemeriksaan (screening) tes COVID-19. Sebab, angka penularan COVID-19 di Indonesia terus meningkat.
Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Bambang Wibowo menyebut, metode screening ini merupakan hasil penelusuran terhadap masyarakat yang diduga memiliki kontak erat dengan orang yang terindikasi positif virus corona.
"Setelah puskesmas melakukan wawancara dan penyelidikan epidemiologi seseorang dan dinyatakan perlu dilakukan screening, maka puskesmas akan melakukan screening," kata Bambang dam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa, 6 April.
Ada dua metode yang digunakan dalam screening. Pertama, menggunakan alat rapid test (tes cepat) yang menguji spesimen darah. Kedua, melakukan swab liur, atau pengambilan cairan tenggorokan atau pangkal hidung.
Pada pemeriksaan rapid test, pengambilan darah bisa diambil dari kapier (pembuluh darah halus) atau dari ujung jari seseorang. Kemudian, darah tersebut diletakkan di alat (kit) rapid test sebelum akhirnya menunjukkan hasil positif maupun negatif.
Sementara, pada pengambilan swab dari tenggorokan maupun pangkal hidung, hasil belum bisa diketahui. Puskesmas akan membawa spesimen ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan menggunakan PCR.
"Setelah ada hasilnya, akan dilakukan informasi apakah hasilnya positif atu negatif. Kepada yang melakukan pemeriksaan, apabila tidak ada tanda gejala sakit berat maupun sedang, maka dianjurkan untuk melakukan isolasi diri di rumah," ungkap dia.
Saat isolasi di rumah, puskesmas bersama RS setempat akan memonitor, memberi edukasi dan informasi soal apa yang harus dilakukan kepada orang tersebut menggunakan ponsel masing-masing.
BACA JUGA:
Putar otak minimnya APD
Bambang meminta tenaga medis di puskesmas untuk selalu mengenakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan COVID-19. Tapi, Bambang juga mengakui APD yang didistribusi ke tiap puskesmas.
Oleh karenanya, Bambang berharap para tenaga medis yang berada di puskesmas untuk bisa bekerja dengan baik meski dengan fasilitas kesehatan yang masih terbatas.
"Jangan lupa untuk terus menggunakan alat pelindung diri yang baik dan benar dengan segala keterbatasan yang ada. Dengan memanfaatkan dan menggunakan alat pelindung diri yang baik dan benar, kita bisa menghemat tetapi tetap terlindungi dari risiko terpapar COVID-19," tutur Bambang.