Bagikan:

SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya berkolaborasi dengan Sampoerna Retail Community (SRC) meluncurkan Sinau Kelontong Surabaya (SKS) yang merupakan program pengembangan toko kelontong.

"Jadi, Insyaallah semua toko kelontong di Surabaya akan diajarkan dalam melakukan peningkatan penjualan. Kami berkolaborasi dengan PT SRCIS melakukan pendampingan toko kelontong, karena bagaimana pun kemajuan teknologi ini sangat berpengaruh betul pada penjualan," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat peluncuran SKS dikutip Antara, Selasa, 12 Oktober.

SRC merupakan Toko Kelontong Masa Kini yang tergabung dalam program kemitraan PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS).

Peluncuran program itu dilakukan langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Direktur SRCIS Rima Tanago. Hadir dalam peluncuran itu jajaran Pemkot Surabaya, jajaran PT SRCIS dan juga sejumlah pengusaha toko kelontong yang ada di Surabaya.

Wali Kota Eri menyadari yang punya kewajiban untuk menjalankan roda ekonomi melalui toko kelontong adalah Pemkot Surabaya. Namun, ia juga sadar Pemkot Surabaya tidak bisa berjalan sendirian, karena ada keterbatasan.

Karenanya dilakukan kerja sama dengan PT SRCIS ini untuk meningkatkan kualitas semua toko kelontong di Kota Surabaya.

Menurut Eri, jika nanti toko kelontong sudah diedukasi dan ditata rapi, mereka akan lebih hebat lagi dari sekarang. Bahkan, ia berharap nanti ke depannya toko kelontong di Surabaya bisa menjadi tempat yang nyaman bagi warga Kota Surabaya dalam berbelanja.

Apalagi, lanjut dia, ke depan mulai dari wali kotanya hingga seluruh staf di Pemkot Surabaya harus belanja kebutuhan sehari-harinya di toko kelontong Surabaya.

Saat ini, kata dia, di Pemkot Surabaya ada sekitar 15 ribu ASN, dan kalau setiap ASN dalam sebulan belanja rata-rata Rp2 juta, maka diperkirakan ada sekitar Rp30 miliar uang yang akan berputar di toko kelontong Surabaya dalam setiap bulannya.

"Jadi, SRC ini akan kita sinergikan dengan e-peken yang sudah kita buat. Ini bukan persaingan, tapi kita bersinergi untuk membina dan meningkatkan UMKM-nya Kota Surabaya. Makanya, kalau ada toko kelontong yang masih belum terdata atau belum terdaftar, silahkan daftar lewat aplikasi e-peken dan melaporkan kepada lurah dan camat untuk dimasukkan ke dalam data kami," katanya.

Sementara itu, Direktur SRCIS Rima Tanago mengatakan program Sinau Kelontong Surabaya (SKS) ini adalah program pembinaan toko kelontong secara berkelanjutan, supaya di tengah perkembangan zaman seperti ini, mereka juga bisa bertahan bahkan juga bisa lebih maju.

"Jadi, kita melihat ada visi misi yang sama untuk memajukan toko kelontong, sehingga kita berkolaborasi melalui program SKS ini," kata Rima.

Di Surabaya menurutnya sudah ada sekitar 1.530 toko kelontong yang bekerja sama dengan SRCIS. Ke depan, ia memastikan akan ada kelas-kelas edukasi yang akan menyasar 12 kecamatan di Kota Surabaya.

"Sementara kita akan jalan dulu di 12 kecamatan di Surabaya. Kita akan edukasi mulai dari penataan toko supaya rapi, bersih, terang dan supaya konsumen berbelanja merasa nyaman," ujarnya.

Bahkan, ke depan juga akan ada edukasi tentang digitalisasi, seperti berbelanja dengan aplikasi, menyediakan promosi untuk konsumen dan berbagai edukasi lainnya. Sedangkan kelas-kelasnya itu nanti akan ada daring maupun dilihat langsung ke lapangan.