Hari Kesehatan Mental Sedunia, PKS Buka Layanan Konseling
Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) Kurniasih Mufidayati/ Foto: PKS.id

Bagikan:

JAKARTA - Hari kesehatan mental sedunia jatuh pada hari ini, Minggu, 10 Oktober. Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) Kurniasih Mufidayati, menilai isu kesehatan mental harus menjadi kesadaran utama yang tak kalah penting dengan kesehatan fisik.

Terlebih, kata dia, Kementerian Kesehatan merilis bahwa satu dari lima penduduk Indonesia atau 20 persen dari populasi berpotensi memiliki masalah gangguan jiwa. Tingkat gangguan jiwa pada saat pandemi COVID-19 disebut juga meningkat.

Karena itu, Mufida menjelaskan, BPKK PKS melalui Rumah Keluarga Indonesia (RKI) sudah memulai program konseling keluarga sejak 2006 untuk membantu masyarakat yang memiliki problem pada kesehatan jiwa.

"Konsultasi atau konseling di RKI secara kegiatan resmi sebagai layanan konsultasi berjalan sejak 2016. Bentuknya layanan konsultasi, masyarakat yang memiliki masalah keluarga mendatangi RKI dan menyepakati waktu untuk berkonsultasi/konseling," ujar Mufid, Minggu, 10 Oktober.

"Ada juga konsultan yang melakukan jemput bola. Membuka jadwal layanan konsultasi dan siapa saja yang ingin berkonsultasi bisa langsung di jadwal tersebut," sambung anggota Komisi IX DPR RI ini.

Mufida mengungkapkan, persoalan yang paling banyak disampaikan pada sesi konseling di RKI umumnya masalah komunikasi suami istri, harmonisasi suami istri, dan masalah anak. Menurutnya, keluarga harus menjadi support sistem pertama dan utama dalam setiap persoalan yang berpotensi menganggu kesehatan mental anggota keluarga.

"PKS concern (focus, red) untuk menjadikan keluarga sebagai sistem ketahanan terhadap persoalan yang mengancam termasuk kesehatan mental,” ungkap legislator DKI Jakarta itu.

Mufida menambahkan, anggota keluarga bisa menjadi penolong pertama saat anggota keluarga yang lainnya menghadapi permasalahan. Tentu, kata dia, setiap anggota keluarga bisa mendapat pelatihan untuk memahami persoalan psikologis manusia secara umum.

"Apalagi jumlah psikolog dan psikiater kita sangat terbatas sekali, masih jomplang dari kebutuhan ideal. Jumlah psikiater kita hanya 1.053 sehingga untuk kebutuhan nasional 1 psikiater menangani 250 ribu orang. Keluarga dan komunitas bisa menjadi penolong pertama,” kata Mufida.