JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah pada perdagangan Rabu 22 Juli. Rupiah ditutup menguat 0,62 persen atau 91 poin ke level Rp14.650 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra sebelumnya mengatakan, penguatan rupiah disokong oleh sentimen eksternal, terutama penyelamatan ekonomi Eropa dan penemuan vaksin COVID-19.
Kesepakatan stimulus Uni Eropa senilai 750 miliar euro mengangkat harga aset-aset berisiko termasuk rupiah dan bisa membantu pemulihan ekonomi. Stimulus juga memberikan likuiditas di pasar keuangan yang mendorong para pelaku pasar berinvestasi di aset berisiko yang menawarkan yield lebih tinggi.
Hingga pukul 15.00 WIB, mata uang di kawasan bergerak bervariasi. Won Korea Selatan tepat berada di bawah rupiah setelah menguat 0,22 persen terhadap dolar AS.
Berikutnya ada dolar Taiwan yang menanjak 0,19 persen serta ringgit Malaysia yang terangkat 0,14 persen. Sedangkan peso Filipina terlihat naik tipis 0,04 persen di sore hari ini.
Sementara itu, baht Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,34 persen. Berikutnya ada yuan China yang melemah 0,30 persen dan dolar Singapura yang koreksi 0,17 persen.
Selanjutnya yen Jepang dan rupee India sama-sama terapresiasi 0,08 persen terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong pun melengkapi mata uang yang berada di zona merah setelah turun tipis 0,005 persen.