JAKARTA - Fraksi PDIP dan PSI DPRD DKI mengaku heran kenapa Pemprov DKI bisa mendapat penurunan biaya commitment fee Formula E. Semula, diperkirakan anggaran Formula E mencapai Rp2,3 triliun dengan pengajuan penyertaan modal daerah (PMD) Rp470 miliar per tahun.
Namun, setelah melakukan negoisasi ulang kepada Formula E Operation (FEO), Pemprov DKI kini hanya membayar commitment fee Rp560 miliar atau sekitar Rp186 miliar.
Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Ima Mahdiah mendesak Gubernur DKI Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menjelaskan kepada DPRD terkait hasil renegoisasi tersebut.
"Terkait commitment fee, Jakpro harus bisa menjelaskan kepada DPRD kenapa awalnya commitment fee dalam dokumen pengajuan PMD mereka tiap tahunnya rata-rata sebesar Rp470 miliar. Sekarang tiba-tiba berubah menjadi Rp186 M per tahun," kata Ima saat dihubungi, Jumat, 8 Oktober.
"Apa setelah ramai baru akhirnya ketahuan sebenarnya commitment fee yang sebenarnya hanya Rp186 miliar saja?" lanjut dia.
Sependapat, Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Anggara Wicitra Sastroamidjojo menyebut Pemprov DKI belum pernah membuka dokumen mengenai perjanjian penyelenggaraan Formula E dengan FEO sejak awal.
Karena dokumen perjanjian awal hingga renegosiasi tak disampaikan, Anggara memandang ada kejanggalan. Padahal, kata dia, pembiayaan commitment fee Rp560 yang sudah dibayar itu menggunakan APBD.
BACA JUGA:
"Seharusnya dokumen itu dilampirkan kepada kami di DPRD. Mengingat kontrak itu kan dibiayainya dari APBD, masak kami di DPRD tidak diberi tahu? Beda kalau misal pembayaran kontrak pakai uang korporasi Jakpro, ya kita bisa hormati," ungkap Anggara.
Diketahui sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta berhasil mendapat penurunan biaya commitment fee Formula E yang semula diperkirakan mencapai Rp2,3 triliun menjadi Rp560 miliar untuk penyelenggaraan 3 tahun.
Direktur Utama PT Jakpro Widi Amanasto membeberkan penyebab DKI bisa mendapat penurunan beban biaya. Kata dia, hal ini berkat strategi Jakpro dalam negoisasi ulang dengan Formula E Operation (FEO).
Dalam negoisasinya, Jakpro meminta FEO mengerti bahwa kondisi pandemi COVID-19, Formula E tak mungkin bisa terlaksana jika berbiaya mahal.
"Ya karena kondisi COVID-19. Kami kan pakai taktik taktik dalam negosiasi. Sekarang dalam kondisi kami begini itu gimana? Kita turunkan juga. Karena enggak mungkin terlaksana jika sesuai business plan awal yang kita bikin. Berat sekali untuk kami laksanakan," kata Widi pada Rabu, 6 Oktober.