JAKARTA - Pasca-pelonggaran kuncitara, angka penularan COVID-19 di Israel meningkat ke angka tertinggi. Sejumlah anggota partai koalisi mendorong pemerintah melibatkan militer secara penuh dalam menahan laju penyebaran COVID-19.
Sejak Mei, Israel telah melonggarkan kebijakan kuncitara. Seiring dengan itu, Israel mengalami lonjakan penularan COVID-19 tahap kedua. Hari ini, penularan COVID-19 di Israel telah melampaui angka 50 ribu, di mana 400 di antaranya meninggal.
Melansir Reuters, Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi yang berasal dari partai koalisi berharap militer ikut andil dalam berbagai kebijakan menahan laju COVID-19. Sejauh ini, langkah penanggulangan di tingkat Kementerian Kesehatan Israel dinilai belum cukup, bahkan diprediksi akan terus meningkat.
Ashkenazi mengatakan pemerintah dapat melibatkan Komando Angkatan Bersenjata Israel. “Virus ini tidak akan meninggalkan kita selama setahun penuh. Karena itu perlu ada perubahan dalam manajemen," kata Ashkenazi kepada Ynet TV.
"Oleh karenanya kita harus mengesampingkan ego. Dan aku akan mengatakan ini kepada Bibi (Netanyahu). Aku mengatakan kita perlu mengalihkan tanggung jawab kepada lembaga pertahanan," tambahnya.
Meski begitu, Wakil Menteri Kesehatan Yoav Kish tak menyetujui usulan itu. Ia menyatakan Kementerian Kesehatan bersedia bekerja sama dengan militer. Dan kerja sama itu telah dilakukan selama ini. Namun, bukan berarti penanganan dilimpahkan ke militer. Di mata Kish, wacana itu akan sangat kontroversial.
BACA JUGA:
"Anda mengerti apa artinya jika tentara mulai menanyai orang-orang, 'Apa yang telah Anda lakukan, dengan siapa Anda bertemu?'" ungkap Kish.
"Ini masalah super sensitif, masalah kesehatan. Tidak ada unsur ego di sini," tambahnya.
Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Netanyahu belum memberikan komentar langsung terkait pemberdayaan militer secara penuh. Tetapi, empunya kebijakan tak akan mengizinkan ide tersebut menjadi kenyataan, mengingat antara pemerintah dan partai koalisi sendiri sering berselisih, terutama atas usulan aneksasi Israel di Tepi Barat.
Sejauh ini Israel telah mengonfirmasi 54,042 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 425 kasus meninggal dunia.