Tangkap Tersangka Pedofilia, Polisi Brasil Temukan Memorabilia dan Senjata Nazi Senilai Rp49,3 Miliar
Ilustrasi seragam Nazi. (Wikimedia Commons/Richard Mortel)

Bagikan:

JAKARTA - Aparat keamanan Brasil terkejut dengan temuan sejumlah memorabilia terkai dengan Nazi, saat melakukan penangkapan seorang pria yang diduga memperkosa anak di bawah umur.

Polisi Rio de Janeiro, Brasil mengumumkan penemuan lebih dari 1.000 barang di rumah tengasa yang berusia 58 tahun, termasuk sejumlah seragam Nazi, majalah, lukisan lencara Nazi, gambar Adolf Hitler, bendera dan medali Third Reich.

Tak hany itu, polisi juga menemukan senjata dan amunisi dari zaman kejayaan Nazi, yang jika ditotal semua menurut polisi setempat nilainya mencapai sekitar 3 juta euro, setara dengan Rp49.367.228.460.

Barang-barang mengejutkan ini ditemukan setelah polisi pergi ke rumah pria tersebut, untuk memberikan surat perintah penangkapan atas kecurigaan dia telah memperkosa anak di bawah umur dan melecehkan anak-anak lain di kondominiumnya di barat kota. Tersangka juga didakwa dengan kepemilikan senjata secara ilegal dan diskriminasi rasial.

"Dia pria yang cerdas dan pandai bicara, tapi dia penyangkal Holocaust, dia homofobia, dia pedofilia dan dia bilang dia memburu kaum homoseksual," Luis Armond, detektif utama kasus itu, mengatakan kepada Reuters, seperti dikutip 7 Oktober.

"Saya bukan dokter, tapi bagi saya dia tampak seperti psikopat gila," sambungnya.

Armond mengatakan, tersangka berasal dari keluarga kaya investor dan kemungkinan telah menggunakan warisannya untuk membangun koleksi. Ia memperkirakan, seragam Nazi berpangkat tinggi akan menelan biaya sekitar 250.000 euro.

Polisi sedang menyelidiki hubungan tersangka dengan Nazi dan kelompok sayap kanan lainnya, mencoba memastikan apakah dia aktif di pasar jual-beli benda-benda peninggalan Nazi.

Armond menambahkan, begitu banyaknya barang-barang yang ditemukan, membuat pihaknya memerlukan museum untuk menampung barang-barang tersebut.

"Ini adalah sesuatu yang benar-benar tidak biasa dan mengejutkan," tandasnya.

Sementara itu mengutip The Washinton Post, pria itu didakwa melakukan penyerangan seksual, kepemilikan senjata api secara tidak sah, dan menghasut diskriminasi atau prasangka rasial.

Pada tahun-tahun setelah Perang Dunia II, Amerika Selatan menjadi tempat yang aman bagi penjahat perang Nazi dan pejabat yang melarikan diri dari penuntutan hukum. Jerman dan Brasil, yang memiliki partai fasis terbesar di luar Eropa pada saat itu, juga memiliki ikatan yang kuat sebelum perang.

Baru-baru ini, pada tahun 2020, Menteri Kebudayaan Brasil dipecat setelah memparafrasekan Joseph Goebbels, menteri propaganda Nazi Jerman, dalam sebuah video pidato.