Malu dan Sedih dengan Pelecehan Seksual di Gereja Katolik Prancis, Paus Fransiskus Tegaskan Jangan Terulang Kembali
Paus Fransiskus. (Tangkapan layar YouTube Vatican News)

Bagikan:

JAKARTA - Paus Fransiskus mengatakan dirinya sedih dan malu dengan ketidakmampuan Gereja Katolik untuk menangani pelecehan seksual terhadap anak-anak di Prancis, Rabu waktu setempat.

Mengutip Reuters 6 Oktober, Paus Fransiskus juga menegaskan, gereja seharusnya dapat menjadikan dirinya sebagai 'rumah yang aman bagi semua orang'.

"Saya ingin mengungkapkan kepada para korban kesedihan saya, kesedihan atas trauma yang mereka derita dan juga rasa malu saya, rasa malu kami, atas ketidakmampuan gereja, terlalu lama, untuk menempatkan mereka di pusat perhatiannya," ujar Paus Fransiskus di audiens umum mingguannya.

Berbicara sehari setelah penyelidikan besar yang mengungkapkan pendeta Prancis telah melecehkan lebih dari 200.000 anak selama 70 tahun, Paus Fransiskus mengundang umat Katolik di Prancis untuk bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi, untuk menjadikan Gereja 'rumah yang aman bagi semua orang'.

"Ini adalah saat yang memalukan," katanya, meminta para uskup untuk melakukan segala upaya untuk memastikan agar "tragedi serupa tidak terjadi lagi".

Jean-Marc Sauve, kepala komisi yang menyusun laporan tersebut mengatakan, Gereja Katolik telah menunjukkan ketidakpedulian terhadap pelanggaran selama bertahun-tahun. Lebih memilih untuk melindungi dirinya sendiri daripada para korban, dengan banyak dari mereka berusia antara 10 dan 13 tahun.

Puncak pelecehan seksual adalah 1950-1970, kata komisi itu dalam laporannya, dengan kemunculan kembali kasus-kasus di awal 1990-an.

Paus Fransiskus mengatakan, dia dekat dengan para imam Prancis yang menghadapi tantangan 'keras, namun sehat'.

Selain itu, Paus Fransiskus juga telah mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para korban, atas keberanian yang mereka miliki untuk maju dan mencela apa yang telah mereka alami

Terpisah, pengadilan Vatikan diperkirakan akan menjatuhkan hukuman kepada seorang pria yang sekarang menjadi imam, karena dugaan pelecehan seksual yang dilakukan di sebuah seminari pemuda di Vatikan sebelum dia ditahbiskan.

Untuk diketahui, sidang tersebut merupakan yang pertama di Vatikan terkait pelecehan seksual yang diduga terjadi di wilayah Vatikan.