JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi soal fenomena penurunan tanah di Jakarta. Ia menganggap, saat ini Jakarta memang berada di bawah permukaan air laut.
"Terkait air tanah di DKI Jakarta memang terjadi penurunan air tanah, bahwa Jakarta ini memang di bawah permukaan laut," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Oktober.
Riza menuturkan, menurunnya permukaan tanah di Jakarta salah satunya disebabkan oleh penyedotan air tanah pada konsumsi rumah tangga hingga penggunaan komersial.
Mengingat, cakupan layanan air bersih perpipaan yang dioperasionalkan PAM Jaya baru mencapai 65 persen. "Jadi, sisa masyarakat masih mengambil dari pompa," ungkapnya.
Namun, saat ini Pemprov DKI bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang membangun sistem penyediaan air minum (SPAM) berupa jaringan perpipaan distribusi air dari Waduk Karian hingga Jatiluhur.
"Kita sudah siapkan bersama Kementerian PUPR, yaitu dari Karian Serpong, Jatiluhur 1, serta Juanda untuk ke depan bisa menyalurkan seluruh kebutuhan air besih di Jakarta," ucap Riza.
BACA JUGA:
Seperti diketahui, saat ini cakupan layanan air minum atau air bersih di DKI Jakarta baru mencapai 65 persen dari total kebutuhan. PAM Jaya masih kekurangan pasokan 13 ribu liter air per detik untuk memenuhi pelayannan kebutuhan warga.
Sehingga, selain penggunaan air PAM, sebagian rumah tangga hingga kegiatan komersial masih menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan mereka. Lalu, ada juga penggunaan kios air pada warga yang tinggal di bagian utara Jakarta.
Sekarang, sejumlah SPAM sedang dibangun. Diharapkan, pada tahun 2030 cakupan layanan air bersih di Jakarta sudah mencapai 100 persen dengan kemampuan mengalirkan air 33.725 liter per detik.