Biarkan Anak Keluar Rumah untuk Masuk Sekolah Saja, Selebihnya Biar di Rumah Saja
Photo by Erin Agius on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Kasus COVID-19 pada anak mulai banyak bermunculan selama penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) pada daerah yang menerapkan PPKM Level 3, Level 2, dan Level 1.

Semua penularan virus corona pada siswa belum tentu terjadi saat mengikuti sekolah tatap muka. Epidemiolog dari Griffity University Australia, Dicky Budiman menganggap orang tua berperan besar untuk mencegah anaknya tertular COVID-19.

Dicky mengimbau agar orang tua tak terlalu sering membawa anak keluar rumah untuk beraktivitas jika tak memiliki urgensi tertentu. Sebab, prioritas utama anak untuk keluar rumah adalah untuk sekolah.

"Orang tua mesti aktif jadi bagian dari Satgas COVID-19. Kalau ada aktivitas, jangan sedikit-sedikit bawa anak. Biar anak utamakan sekolah jika keluar rumah. Ini yang harus dilakukan untuk menyukseskan PTM," kata Dicky kepada VOI, Rabu, 29 September.

Tak cuma itu. Dicky meminta orang tua juga berperan dalam mempersiapkan mental dan fisik anak. Mereka harus memberikan pemahaman pada anaknya untuk mengikuti PTM sesuai dengan protokol kesehatan.

"Peran orang tua sangat besar, di antaranya menyiapkan peralatan seperti masker dan hand sanitizer, termasuk biasakan anak sarapan dulu dari rumah supaya di sekolah tidak banyak jajan. Kemudian, selalu memberi nasihat pengingat bahwa harus taat untuk selalu memakai masker dan jaga jarak," jelas Dicky.

Kemudian, setiap anggota keluarga dewasa yang berada satu rumah dengan sang anak juga mesti mengikuti vaksinasi COVID-19 dosis lengkap. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko penularan virus corona pada anak.

Anggota keluarga pada usia produktif yang setiap hari beraktivitas di luar rumah juga mesti membatasi interaksi pada anak.

"Ketika ada anggota keluarga yang keluar-masuk terutama usia produktif seperti kerja, harus bisa membatasi interaksi dengan anak anak ini karena memang dia berisiko. Jangan cium-cium, peluk-peluk anaknya dulu," imbuhnya.