COVID-19 di Jawa-Bali Turun Tapi Mobilitas Warga Naik, Luhut: Hati-hati
ILUSTRASI/PIXABAY

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut saat ini kasus COVID-19 di Jawa dan Bali menurun secara signifikan sejak lonjakan kasus Juli lalu.

Luhut menuturkan, per 26 September 2021, kasus konfirmasi nasional turun sebanyak 96,6 persen dari puncaknya pada 15 Juli 2021 lalu.

Sementara itu, kasus aktif per 26 September 2021 pun terhitung lebih rendah dari angka pada 2 September 2020, yakni 42.769 dengan 43.059.

Kasus aktif nasional juga telah mengalami penurunan sebanyak 92,6 persen dari puncaknya pada 24 Juli 2021. Namun, Luhut meminta masyarakat tak berpuas diri atas penurunan kasus COVID-19 saat ini.

“Kita tidak boleh berpuas diri, tapi justru tambah hati-hati," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin, 27 September.

Luhut meminta semua pihak mengantisipasi kenaikan penularan COVID-19. Sebab, dia menerima laporan terjadi peningkatan mobilitas terutama di kawasan wisata dan pusat perbelanjaan.

"Peningkatan mobilitas terutama terjadi di aktivitas retail dan recreation park, walaupun sudah diambil langkah macam-macam, mulai dari genap ganjil dan sebagainya, tetap saja angka itu cukup naik. Ini menjadi perhatian kita semua," ungkap Luhut.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan terkait dengan perkembangan kasus luar Jawa Bali.

Dari angka kasus aktif nasional sebesar 42.769, kasus distribusi luar Jawa adalah sebesar 62,84 persen. Sementara dilihat dari segi kesembuhan nasional yang 95,62 persen di luar Jawa bali adalah 94,96 persen. Sementara itu, tingkat kematian nasional 3,36 persen, dan luar Jawa-Bali adalah 3,08 persen.

"Secara keseluruhan di luar Jawa-Bali situasi per 26 September di level 4 asesmen pada 13 Agutus lalu ada 11 provinsi, dan pada 26 September hampir seluruh provinsi sudah 0," ungkap Airlangga.