JAKARTA - Nama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mendadak trending topic di media sosial, Twitter. Hal ini menyusul pernyataan Gatot saat webinar bertajuk 'TNI Vs PKI' pada Minggu, 26 September kemarin.
Gatot menyebutkan ada sejumlah indikasi bahwa PKI menyusup dalam tubuh TNI. Paling jelas dapat dilihat di Meseum Kostrad dimana diorama Soeharto merencanakan untuk mengatasi pemberontakan PKI hilang.
Diorama ini memperlihatkan Soeharto tengah memberikan arahan pada Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Prako dibantu oleh KKO.
Hingga berita ini diturunkan, tagar #Gatot telah mendapatkan 11,6 ribu atensi dari warga aplikasi berlambang burung biru tersebut. Salah satunya datang dari Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.
"Nah kan, tiap September dia manggung lagi...Gak mau kalah sama Vina Panduwinata "September Ceria." cuit Yunarto di akun Twitter, @yunartowijaya sambil m-retweet berita daring berjudul "Gatot Nurmantyo: Sudah ada Penyusupan Paham Komunis di Tubuh TNI," Senin, 27 September.
Netizen pun ramai-ramai memberikan kicauan atas tagar Gatot ini. "Kalo memang ada knp waktu itu bpk jadi panglima TNI ga ditumpas pak? tidur ya waktu itu," tulis akun @Chusnu****
"Orang ini menuduh ada paham komunis di tubuh TNI. Padahal selama dia menjadi panglima tidak ada satupun komunis yang berhasil ditangkap. Ini cuma makanan basi yang digoreng kembali hangat. Dia sengaja menyulut api ditubuh TNI saat ini," ucap akun @Miduk***
Dalam diskusi daring sebelumnya, Gatot menceritakan awal berdirinya PKI hingga masih adanya PKI ini di Indonesia. Bukti paling nyata PKI terindikasi ada di TNI melalui hilangnya diorama di Makostrad.
BACA JUGA:
"Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu, di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G30SPKI di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO,"
"Ini tunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus akui, dalam menghadapi pemberontakan G30SPKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus yang dulu Resimen Para Komando dan Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO jelas akan dihapuskan dan (tiga) patung itu sekarang tidak ada, sudah bersih," tegas Gatot.