JAKARTA - Surat izin keluar-masuk (SIKM) untuk persyaratan keluar masuk Jakarta telah dihapus dan tidak berlaku sejak, Selasa 14 Juli. Kini, syarat penggantinya adalah mengisi form corona likelihood metric (CLM).
"Sejak tanggal 14 Juli kemarin, SIKM ditiadakan. Tapi, warga diimbau untuk mengisi CLM," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo saat dihubungi, Rabu, 15 Juli.
CLM adalah sistem pengidentifikasian gejala COVID-19 berbasis aplikasi bernama JAKI yang dapat diunduh di ponsel masing-masing. Sistem CLM mengolah jawaban dan informasi yang diberikan untuk menampilkan hasil, apakah pengguna terindikasi Covid-19 atau tidak.
Kata Syafrin, aplikasi CLM juga tidak lagi memerlukan pemeriksaan real time polymerase chain reaction (RT-PCR) atau rapid test sebagai syarat perjalanan. "Tidak perlu masukkan hasil rapid test atau swab," ungkapnya.
Dalam aplikasi tersebut, ada beberapa pertanyaan asesmen diri (self asessment) yang harus dijawab oleh warga yang hendak bepergian. Kemudian, sistem akan memberi skor terhadap jawaban warga untuk mengindikasikan apakah yang bersangkutan aman dalam melakukan perjalanan.
"Jika aman, dia tentu dia akan langsung mendapat rekomendasi aman melakukan perjalanan. Tapi jika tidak, sistem akan merekomendasikan yang bersangkutan untuk melakukan pemeriksaan," jelas Syafrin.
BACA JUGA:
Setelah pemeriksaan dinyatakan aman untuk bepergian, pengisi bisa mengunggah hasil tes CLM beserta foto diri dan KTP elektronik. Sementara jika tidak, masyarakat belum boleh bepergian.
"Jika tidak dinyatakan aman, sistem akan merekomendasikan yang bersangkutan untuk melakukan pemeriksaan. Sistem akan memunculkan jadwal pemeriksaan" tutur dia.
Syafrin tak menampik adanya kemungkinan masyarakat memberikan keterangan palsu atau bohong. Namun, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menyadari pentingnya pencegahan penularan COVID-19.
"Ini kembali ke kesadaran kita bersama bahwa wabah COVID-19 ini sangat berbahaya, sehingga kami menyarankan untuk mengisi dengan kondisi diri dengan sebenar-benarnya," ungkapnya.
"Sehingga, kita sama-sama mampu mengatasi penyebaran wabah ini dengan baik," ujar Syafrin.