Menanti Hasil Pemeriksaan Internal Polri soal Polisi Represif di Tamansari
Ungkapan protes represivitas polisi di Tamansari (Twitter/@aksikamisanbdg)

Bagikan:

JAKARTA - Kericuhan dalam penggusuran permukiman di Tamansari, Bandung diwarnai aksi represif aparat kepolisian. Polri mulai melakukan pendalaman. Sejumlah anggota Korps Bhayangkara yang diduga terlibat kekerasan diperiksa.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal menjelaskan, upaya pengusutan dilakukan dengan melibatkan Propam Polda Jawa Barat. Pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh anggota kepolisian yang terlibat dalam pengamanan penggusuran di wilayah Tamansari, Bandung, Jawa Barat.

Menurutnya, pemeriksan terhadap para personel Polri dilakukan untuk mencari duduk permasalahan yang memicu pecahnya kericuhan. Selain itu, polisi juga mencoba memastikan apakah seluruh pengamanan telah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

"Untuk mengetahui sejauh mana proses SOP sudah dilakukan apakah ada dugaan pelanggaran dan lain-lain," kata Iqbal di Jakarta, Senin, 16 Desember.

Kadivhumas Polri M Iqbal (Rizky Adytia Pramana/VOI)

Terpisah, Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra menambahkan, jumlah personel dari Polrestabes yang diperiksa berjumlah 25 orang.

"Sekitar 25 orang, untuk mengetahui dulu kedalaman peristiwa itu yang terjadi ... Dari internal dulu, karena Propam lebih fokus kepada internalnya dulu," ucap Asep menjelaskan fokus pendalaman.

Terkait pernyataan Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J. Mahesa yang mendesak pencopotan Kapolda Jawa Barat sebagai bentuk pertanggungjawaban atas insiden tersebut, Iqbal menyebut kepolisian belum sampai di sana.

"Sekarang kita fokus untuk pemeriksaan dulu, apakah ada kesalahan prosedur atau apa," kata Asep.

Sebelumnya, upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengubah permukiman padat penduduk di kawasan Tamansari menjadi Rumah Deret (Rudet) berdampak dengan penolakan. Penggusuran permukiman warga pun berakhir ricuh.

Warga lokasi tersebut melakukan perlawanan sehingga bentrokan dengan petugas tak dapat terelakkan. Kamis, 12 Desember, jadi puncak kemarahan warga. Polisi dan warga akhirnya terlibat aksi saling lempar.

Bahkan, belakangan juga viral di media sosial soal kekerasan aparat kepolisan pada saat penggusuran itu terjadi. Sehingga, Polri pun mengusut penyebab atau pemicu terjadinya insiden tersebut.