Bagikan:

JAKARTA - Penyelenggaraan Formula E di Jakarta, jika terwujud, akan berjalan 9 bulan lagi. Gubernur DKI Anies Baswedan menargetkan Formula E digelar pada bulan Juni 2022.

Sembilan bulan tentu waktu yang sebentar jika dalm konteks penyelenggaraan ajang balap mobil berstandar internasional seperti Formula E. Banyak hal yang harus dipersiapkan dengan matang.

Anggota Komisi B DPRD DKI Gilbert Simanjuntak pesimis Formula E bisa digelar sesuai harapan Anies. Mengingat, sampai saat ini studi kelayakan (feasibility study) penyelenggraan Formula E masih direvisi dan belum selesai.

Tak sampai di situ. DKI juga mesti mencari sponsor pendanaan, membangun sirkuit lintasan mobil listirk yang akan berlaga, hingga persiapan teknis lainnya.

"Saya rasa Formula E sangat sulit terlaksana. Ini sudah bulan September 2021, tapi kajian blm jelas, venue belum jelas, sponsor belum jelas," kata Gilbert kepada VOI, Sabtu, 18 September.

Jika pun benar terwujud, kualitas balapan yang diselenggarakan Anies nanti, menurut Gilbert, tak berjalan dengan baik. Hal ini justru merugikan Jakarta yang mengelurkan anggaran besar untuk menggelar Formula E.

"Kalau Formula E terlaksana, kualitasnya akan rendah. Padahal biaya yang keluar sangat besar di tengah kebutuhan ekonomi akan sektor UMKM yang sangat besar untuk berjalan saat pandemi sekarang ini," ujar politikus PDIP ini.

Diketahui, Anies menginginkan Formula E digelar pada Juni 2022. Sejauh ini, Anies sudah membayar commitment fee yang dibayarkan tahun 2019 sebesar 20 juta pound sterling atau setara Rp360 miliar, commitment fee pada 2020 sebesar 11 juta pound sterling atau setara Rp200 miliar, dan bank garansi sebesar 22 juta pound sterling atau Rp423 miliar. Totalnya hampir Rp1 triliun.

Namun, Anies masih harus melunasi kewajiban membayar commitment fee Formula E selama 5 tahun. Perkiraan biaya commitment fee yang belum dibayar sebesar Rp2,3 triliun.

BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mengaku pihaknya masih melakukan kajian ulang terhadap studi kelayakan (feasibility study) mengenai perhitungan biaya penyelenggaraan Formula E.

Managing Director Jakarta EPrix PT Jakpro, Gunung Kartiko menuturkan, kajian gelaran ajang balap mobil bertenaga listrik ini direvisi dengan memasukkan pertimbangan kondisi pandemi COVID-19.

"Kajian ulang secara menyeluruh sedang kami lakukan, terkait perhitungan biaya dan penyelenggaraan setelah pandemi ini," kata Kartiko, Kamis, 16 September.

Kemampuan DKI untuk menganggarkan Formula E saat ini memang terkendala. Masih ada tanggungan pembayaran commitment fee hingga biaya penyelenggaraannya.

Karenanya, Kartiko menuturkan pihaknya akan memangkas biaya pengeluaran Formula E dengan mengurangi sejumlah kegiatan atau seremoni sebelum balapan digelar (prabalapan).

"Untuk biaya penyelenggaran akan disesuaikan sesuai dengan kondisi, utamanya untuk beberapa event pra race akan dikurangi," ujar dia.

Selain itu, Jakpro juga masih mencari sumber dana berupa kerja sama (partership) dan sponsor dari pihak lain. Lalu, komunikasi mengenai rencana penyelenggaraan Formula E dengan Formula E Operation (FEO) juga terus dilakukan.